Ada Apa dengan TUKIN (Bukan tulisan Forum Sebelah)

Baiklah jika ada yang belum ngeh apa itu TUKIN , kemungkinan dia bukan golongan elite  PNS negeri ini (silahkan google sajalah)

Bagi anda yang punya kenalan, keluarga, saudara pegawai dejepe kemungkinan besar sudah mengetahui hal ini, apalagi bagi anda yang suka baca berita keuangan, ekonomi dari media yang dapat dipercaya secara jurnalistik dan ditulis oleh bukan Jonru dan sejenisnya, maka berita tentang pemotongan tukin pegawai pajak sebesar 20 % bukanlah hal yang baru

Lalu??

Pertama sebagai keluarga besar dejepe, saya berharap anggota keluarga yang lain legowo dengan perpres ini, toh ketika perpres ini ditandatangani kita menerimanya dengan kepala tegak, maka ketika hukuman berasal dari perpres ini mari kita menerimanya. Demotivasi jelas adalah sesuatu yang wajar, namun kembali ke barisan adalah sesuatu yang lebih jantan.

Teman saya yang sudah mencapai tingkat kebijaksanaan sufi dalam menerima pemotongan ini berujar “Tukin itu dinaikkan nda bikin kaya, dipotong juga tidak akan bikin miskin”

Kedua kegagalan tetaplah kegagalan, sebaik apapun kita bermain ketika kita kalah, maka yang akan dicap oleh penyaksi pertandingan ialah kekalahan kita, namun jika anda adalah penonton yang baik anda pasti sadar bagaimana setiap elemen dejepe mencoba memberi yang terbaik.

Ketiga mari kita pelajari bersama penyebab kegagalan kita?,
     
     1.    Dari diri kita
Apakah kita sudah maksimal? Apakah kita sudah memberikan yang terbaik? Jangan sampai ternyata kita sendiri dalam pekerjaan mengumpulkan pajak ini masih ragu dengan keyakinan kita.  Jangan-jangan ada di antara kita para pegawe dejepe justru dalam hatinya mengiyakan fatwa haram pajak (ada loh!).
     
     2.    Dari luar Dejepe
Saya pernah menulis di blog ini dan media internal tentang lebah vs beruang, dan inilah yang terjadi. Dejepe KO karena kurangnya kordinasi dan terburu-buru. Pembukaan data para pemilik deposito dengan nilai tertentu salah satunya.Ide ini terbentur dengan aturan perbankan, dan celakanya kita kurang mampu meng-counter isu tersebut dengan meyakinkan masyarakat pentingnya data-data tersebut untuk memaksimalkan penerimaan pajak.
Syukurlah dengan adanya kerjasama dengan PPATK semoga sistem dejepe mampu maksimal memanfaatkan data ini. “Kalau bersih kenapa risih?” betul tidak?

     3.    Dari pemimpin kita
Saya mendukung pendapat yang menyatakan dengan jelas, bahwa pemimpin kita mesti berbenah. Bukan membuat prognosa Asal Bapak Senang semata, tanpa melihat kemampuan pasukan di lapangan, hanya melihat monitor, angka-angka yang bahkan masih sering kurang valid . Harus ada jembatan antara para “pasukan” dengan para “jenderal” ini, entah itu forum atau serikat yang jelas isinya ialah orang-orang yang mampu memberi gambaran nyata kondisi di lapangan, bukan sekedar pasukan lalala yeyeye di fordis, tapi mereka yang concern mau membantu dejepe lebih baik.

Sekarang mari akui bersama kita telah berusaha maksimal namun gagal, ayo main bola lagi!!

Btw catatan ini dibuat menjelang tidur dan bukan dari forum sebelah



Komentar

  1. jadi tukin naek bukan solusi kan sob...

    BalasHapus
  2. makasih mas slamet
    @wawan abinafaiz, tukin naik bukan satu2nya solusi, solusi terbaiknya ada pada kesolidan djp *menurut saya*

    BalasHapus
  3. saya coba menyimpulkan :
    1. Ikhlas (menerima kekalahan dengan lapang dada dan menyadari bahwa ow.. ternyata kemampuan saya cuma segini ngak boleh terburu2)

    2. Berbenah (belajar..belajar dan terus belajar, membangun kekuatan dan menemukan formula tercepat menuju cita2 om riyan "Solid").

    3. Ayo Main Bola,,,... Hahahahah....
    Gw suka gaya loe Riyaan

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

kontra post, sebuah teori pembukuan usang

Puisi : Zeus di Bukit Olympus

sajak Ibu made in Aan Mansyur