Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2014

Saya SALAH

Tulisan ini tidak akan seperti biasanya, biasanya tulisan itu saya buat dalam bentuk   draft   dulu lalu saya baca berulang-ulang dan dua atau tiga hari kemudian saya posting di blog, tulisan ini langsung saya tulis seketika saja setelah melalui pemikiran sambil bersepeda *skip ini pencitraan* Benarlah bahwa dalam kode etik yang dilarang ialah menjadi SIMPATISAN AKTIF atau KADER partai politik, namun  dalam PP 53 terdapat kalimat sebagai berikut (  Pasal 4 angka 13 PP No. 53 tahun 2010 ttg Disiplin PNS ) bahwa setiap   PNS DILARANG   : "Memberikan dukungan kepada calon Presiden / Wakil Presiden dengan cara: angka b. Mengadakan kegiatan yg mengarah kepada keberpihakan terhadap pasangan calon  yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat". Dalam pandangan saya status di Facebook atau media sosial lainnya b

INI PESTA (DEMOKRASI)

Gambar
Dalam sebuah pesta kadang ada yang rese, yang mabuk, yang bernyanyi terlalu keras, yang bergoyang dan nyenggol orang, atau yang sibuk pacaran di pojokan. Ini pesta di mana tiap orang di atas tujuh belas tahun diundang, namun seringkali mereka lupa kalau dalam pesta ,suara dan musik bukan hanya milik mereka. Pemilihan presiden bagi saya adalah sebuah pesta, entah bagi anda? Mungkin anda menganggap ini perang seperti pandangan serdadu tua yang dulu sempat saya agungkan dan pilih saat pemilihan presiden pertama kali secara langsung diselenggarakan, ah sungguh saya kecewa dibuatnya. Politik seperti racun yang menggerogoti idealismenya tak ada suara tegasnya menantang para pemimpin yang hanya sibuk memandang rakyat dari menara gading, dia menjadi pengguna segala cara asalkan kuasa memuaskan asa. Ini hanya pandangan saya tentang serdadu tua itu dan mungkin saya salah. Orang-orang yang sepaham dengan serdadu tua itu menjadikan konsep pesta demokrasi berubah pertarungan antar kedua ku

Surat buat Mantan yang akan Menikah

“Ketika seseorang mengatakan aku cinta padamu dengan bersungguh-sungguh, maka sebenarnya dia ingin mengatakan aku mencintai kemanusiaan yang ada padamu, semua yang hidup; aku mencintai diriku yang ada padamu”-Erich Fromm Apa kabar mantan kekasihku? Aku dengar kamu akan menikah, jangan tanyakan apa aku akan datang ke pesta pernikahanmu?, tapi mari tanyakan apa kamu berani mengundangku?. Beberapa hari yang lalu, dari seorang kawannya teman, yang ternyata temanmu (ah betapa kecil kota ini) aku mendengar kamu akan menikah, hal pertama yang ada dalam benakku adalah doa agar kamu bahagia, bukankah begitu seharusnya? Kita pernah bersama, lalu terpisah. Jangan salahkan tembok yang bernama adat, agama dan sebagainya, mari kita terima sebagai suatu kisah bahwa kita harus berpisah karena yang kita punya ternyata cuman sebuah cinta. Aku ingat pernah membaca sebuah teori tentang ini, cinta yang kita pahami saat itu adalah eros sebuah cinta yang didasarkan gairah semata, aku tergo