Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2016

Ziarah Kubur dan Siapkah Buat Pulang?

Gambar
Dalam Islam ada beberapa pandangan tentang hukum ziarah kubur, ada sebagian kecil yang beranggapan bahwa ziarah kubur adalah hal yang tidak dibolehkan, sehingga kuburan tidaklah perlu dibuatkan nisan sebagai penanda, hal ini selain didasari oleh beberapa landasan hadist juga dengan ketakutan bahwa kuburan-kuburan tersebut dapat dijadikan lokasi mistis dan malah menjadi tempat bermohon yang pada akhirnya bisa menyekutukan ALLAH. Ketakutan ini didasarkan pada cerita bahwa orang-orang baik yang meninggal kemudian pada akhirnya kuburannya disembah, dalam buku Sejarah Agama-Agama (karya prof Allan Mendes, D.D) memang ada catatan bagaimana manusia menyembah roh-roh leluhur mereka. Terlepas bahwa menurut pemikiran saya hal tersebut untuk masa sekarang ini adalah hal yang terlalu ditakutkan, karena pemikiran manusia telah berkembang, pandangan ini tetap harus dihargai karena bukankah tidak ada yang bisa memastikan masa depan , apalagi mengatur pandangan manusia-manusia di masa yang akan datan

Jalan Terjal Perjuangan Kita

Saya kagum dengan apa yang terjadi sekarang , para generasi muda mulai saling diskusi lewat tulisan maupun media-media sosial , ada sebuah posting yang sangat menarik. “Muhammad Ali Jinnah dikenal dengan julukan Quaid-i-Azam alias pemimpin besar. Di negaranya dia sangat dominan dan menjadi ikon politik yang sangat diingat. Salah satu alasannya adalah kemerdekaan Pakistan dari India yang salah satunya digawangi oleh Jinnah. Meskipun demikian menjelang ajal Jinnah mengenang peristiwa besar itu dengan sesal. Dalam salah satu wawancara dia menumpahkan perasaannya tersebut, Satu keputusan yang membuat aku merasa berdosa seumur hidup adalah aku telah berani-beraninya memerdekakan Pakistan” Adakah kemerdekaan yang tak berdarah-darah? Pasti ada, namun apapun perjuangan yang kita tempuh , resiko ke depan jelas ada, terlalu banyak rintangan yang mungkin tidak kita perkirakan, itulah sebabnya tulisan Gita Wiryawan tentang “Yang Penting Pisah Dulu, Nanti Gampang” adalah sebuah kritik bag