Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2010

Cinta Pada Pandangan Pertama

Gambar
Pernah dengar teori itu tidak?? "cinta pada pandangan pertama", dulu aku bilang itu sesuatu yang absurd, yang gombal, yang terlalu :), mungkin karena pendapatku tentang cinta terlalu sempit. Cinta menurutku, suatu keadaan dimana kita bersedia menyerahkan dan menerima semua kekurangan dan kelebihan dari apa yang kita cinta, karena teori ini yang kuanut tentang cinta , maka menurutku mustahil seorang pria mencintai wanita (atau sebaliknya dan mungkin sesamanya dalam artian sahabat) dari pandangan pertama. Pandangan pertama itu hanya menimbulkan ketertarikan, kesukaan bahkan dalam hal-hal tertentu nafsu, semuanya berujung pada rasa keinginan untuk mengenal lebih jauh, setelah menganal lebih jauh inilah akan ada kerelaan buat menerima segala kekurangan dan kelebihan, setelah proses ini lah maka akan muncul apa yang dapat dikatakan cinta. Cinta hamba kepada ALLAH juga demikian, tidak terbentuk begitu saja, Jelas ALLAH mencintai kita sejak kita "ada" dalam artian harfiah

The New Soe Hok Gie

bukan ingin terlau menyanjung ketika tulisan ini saya buat, saya adalah pengagum Anton Wisnu Nugroho ketika sering membaca tulisannya di kompasiana saat zaman kampanye pilpres, mottonya menulis yang tidak penting, tapi justru di situ saat menemukan gilitik dan kritik sosial, dia seorang revolusioner dengan cara yang berbeda. Beberapa hari yang lalu dia menerbitkan buku Pak BeYe dan Istananya, jika anda seorang blogger di kompasiana maka tulisan-tulisan di buku itu tidak banyak hal yang baru, namun foto-fotonya seakan bicara, bicara tentang kegelisahan dia sebagai warga negara yang di bodohi oleh mark up pencitraan sang pemimpin bangsa. Oke saya belum beli bukunya, lagi sibuk urus aqiqahan anak pertamaku, namun ada waktu saya langsung akan mencari buku itu. hukumya WAJIB hehehe. Dia dengan caranya sendiri membuat bangsa ini bergerak dalam kegelisahannya, di kalangan dunia maya sendiri, begitu banyak kritik terhadap pemerintahan yang sekarang, tapi pemerintahan yang sekarang dengan penci

Rumah Maida

Sebenarnya tulisan tentang film ini telah lama saya tulis di note saya, cuma karena kesibukan dan keriangan menemukan belahan hatti yang baru, maka baru sempet menuliskannya di blog ini. Rumah Maida sebuah film yang menawarkan idealisme sosialis dalam artian terbatas pada kolektivitas dan perhatian terhadap orang-orang yang terpinggirkan bukan pada sebuah gerakan revolusioner. Film ini menceritakan tentang Maida dan pendidikan gratisnya kepada beberapa anak jalanan, kisah cinta sederhana tanpa bumbu yang kelewatan romantis dan konflik cemburu yang dibuat-buat kayak di sinetron-sinetron, tapi justru romantisnya lebih terasa. Ada hal yang yang nda masuk akal di film ini, tentang piano yang tidak di curi2 dari rumah tua yang dijadikan tempat Maida "sekolah" padahal piano itu sudah ada sejak zaman jepang, dan rumah itu sempat kosong. Ada pula beberapa hal yang tidak sejalan dalam pandangannya terhadap sejarah, terlalu menokohkan Soekarno, tapi ini adalah hak penulis, sutradara un