Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2014

Kepada (Calon) Presiden Tanah Air Beta

Salam, Apa kabarnya bapak presiden? Saat menulis surat ini saya lagi singgah di ibukota negara, surat ini saya tulis dari atas ketinggian lantai 27 sebuah gedung pencakar langit yang angkuh. Kota ini gila pak presiden semua orang berpacu dengan waktu, macet telah menjadi bagian dari ibadah orang-orang di sini. Semoga di tengah hiruk pikuk ini, bapak bisa berpikir jernih menyelesaikan masalah bangsa. Bapak presiden yang saya hormati. Saya adalah seorang buruh pemerintah yang berkerja jauh dari hiruk pikuk kota, di tempat kerja saya tak ada gedung setinggi ini, dari jendela kos saya masih akan nampak barisan pegunungan tempat dulu Kahar Muzakkar mengangkat senjata karena dikecewakan pemerintah pusat. Saya tidak berharap semua kota semaju jakarta, saya hanya berharap kehadiran bapak dapat dirasakan oleh semua lapisan rakyat indonesia, tidakkah bapak merasa beberapa tahun terakhir bangsa ini berjalan secara auto pilot, Presiden yang dulu terlalu sibuk menata citra di depan kam

Perlukah Diklat Bela Negara?

Gambar
Di sini negeri kami Tempat padi terhampar Samuderanya kaya raya Tanah kami subur, Tuhan Di negeri permai ini Berjuta rakyat bersimbah luka Anak kurus tak sekolah Pemuda desa tak kerja Mereka dirampas haknya Tergusur dan lapar Bunda relakan darah juang kami Padamu kami berjanji (lirik Darah Juang cipt John Tobing) Sejak menyeruak kasus Gayus Tambunan yang diikuti dengan rentetan kasus pegawai pajak yang “kongkalikong” lainnya, dan terakhir kasus Dhana Widyatmika, pimpinan Direktorat Jenderal Pajak seperti terpukul dan tersadar perlu sebuah terobosan, baik itu dalam hal pengawasan melekat maupun dalam hal peningkatan kedisiplinan dan cinta pada negara. Kedua hal ini dianggap perlu untuk mengatasi sifat egois beberapa pegawai yang lebih menyukai memperkaya diri sendiri daripada mengumpulkan uang tersebut di kas negara. Entah dari mana ide ini awalnya, untuk memperkuat hal-hal tesebut maka Diklat Bela Negara dianggap sebagai strategi yang tepat. Diklat Bela