KALAH JANGAN FITNAH

“Akhirnya kita akan tiba di suatu fase, di mana kita melihat akhir suatu kompetisi. Menang dan Kalah”.


Kalah bermakna tidak menang atau dalam keadaan tidak menang, tentulah ini bukan suatu hal yang indah dan menyenangkan, karena dalam alam pikir kita yang indah adalah kemenangan, namun seperti halnya kemenangan, pada hakikatnya kekalahan juga bisa mengajarkan kita banyak hal. Salah satunya adalah menjadi dewasa dan terus belajar.

Ada suatu waktu di masa remaja kita tak bisa menerima kekalahan dalam hal apa saja, (biasanya dalam hal asmara) bahkan ada yang tidak berbicara lagi dengan beberapa orang hanya karena masalah dikalahkan, beranjak tua kita mestinya semakin dewasa dan bisa menerima setiap hasil kekalahan dalam hidup kita.

Kalah bisa mengajarkan banyak hal apabila hati kita terbuka untuk menerimanya, bahkan mungkin kalah juga sebenarnya menyelamatkan kita , saya mengutip sebuah status dari seorang teman saya :

sudahlah pak hukum dan aturan buatan manusia jauh dr kesempurnaan dan banyak kekurangannya...hanya hukum Allah yg maha sempurna..bersyukurlah bapak terhindarkan dr menanggung beratnya beban seluruh bangsa ini...hasil keputusan kpu telah menyelamatkan bapak..” (Ahmad Amirudin)

Sebagai seorang muslim , saya tahu dan sadar betul kalimat di atas sangatlah benar. Sejarah kekhalifaan Islam pernah menuliskan jika ada seorang khalifah yang menangis ketika dia diangkat (dibaiat) menjadi khalifah, karena takut gagal dalam melaksanakan beban berat itu. Sejarah juga mengajarkan bagaimana orang-orang yang menolak menerima kekalahan lalu menghalalkan segala cara untuk mendapat kekuasaan, yang justru berakibat buruk pada catatan sejarah hidupnya sendiri.

22 Juli 2014, Komisi Pemilihan Umum telah mengumumkan Presiden dan Wakil Presiden terpilih hasil Pemilihan Presiden tahun 2014, sebagaimana layaknya akhir kompetisi pemenang telah ditentukan, pihak yang kalah mesti menerima hasil ini suka atau tidak suka, tapi fakta ternyata berbicara lain, masih ada pihak-pihak yang menolak hasil akhir, hal ini dapatlah kita lihat dari status-status di media sosial maupun pernyataan-pernyataan di warung kopi.

Hal yang membuat saya kian miris, ialah ternyata ada beberapa status yang berujung pada fitnah-fitnah baru salah satunya adalah tudingan bahwa Husni Kamil (ketua KPU) adalah ipar Jusuf Kalla (Wakil Presiden terpilih), entah ada apa dibalik orang yang menebarkan fitnah ini, kompetisi telah usai janganlah menambah dosa kita karena hal seperti ini. Mari kita berpikir bahwa ini adalah pertolongan ALLAH kepada bapak Prabowo Subianto, karena dia diselamatkan dari menanggung beban yang berat, beban yang menurut sebagian besar rakyat Indonesia tak bisa dipikulnya.

Salam hormat saya buat teman-teman pendukung Prabowo-Hatta yang mau menerima dan mengakui Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2014-2019.

sumber : +rendy imandita 



@priyantarno

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kontra post, sebuah teori pembukuan usang

sajak Ibu made in Aan Mansyur

Puisi : Zeus di Bukit Olympus