Mengulas Kalender "Makan Tuh, Kalender"

Saya merasa aneh bagaimana mau menulis sebuah ulasan atas sebuah kalender, yang biasanya hanya tergantung di dinding atau mejeng manis di meja kerja kita, namun sungguh kalender ini adalah sebuah kalender yang menggoda saya, sehingga layak saya tulis sebagai “prasasti” dalam dunia maya.

Saya sudah tertarik pada Kalender buatan Tax Underground Community sejak tahun 2013, sayang saya hanya bisa melihatnya pada meja seorang teman kerja saat lagi berada di kantornya, bahkan menurut saya pribadi kalender 2013 lebih “menggoda” dibandingkan kalender tahun 2014, walau demikian kalender 2014 layak jadi kalender terbaik untuk versi pegawai.

Januari, Kalender ini menampilkan warna hijau alam yang segar dan kutipan dari Navicula yang saya kenal lewat lagu mafia hukum dan mafia medis, mengingatkan kita akan pentingnya alam dan bahaya yang mengintai kita melalui bencana.

Februari,  didominasi warna biru dan hijau kalimat dalam bulan inilah yang membuat saya tersenyum, Dede yang mendesain dan menuliskan kata demi kata pada kalimat ini berani “mengubah” sebuah hadist dan menjadikannya sebuah kalimat yang menyentil para pegawai yang doyan protes namun tak melakukan aksi apapun untuk memperbaiki tempatnya bekerja. “Jika kamu melihat kerusakan maka perbaikilah dengan kekerasan, jika tidak bisa maka dengan lisan, jika tidak bisa maka resign saja” tulisnya.

Maret, kembali Dede menuliskan kalimat yang merupakan kutipan dari majalah Tuczine edisi ke-8 (majalah ini merupakan hasil ide pikiran dan kreasi para pegawai yang bergabung dalam Tax Underground Community), kalimat itu menyentil para pegawai “plat merah” yang hanya bisa mengeluh, namun tak berbuat apa-apa selain menjadi konformis, lalu di akhir kalimat sekali lagi Dede menulis kalimat tajam “makan nih kalender”, yang saya yakin terinspirasi dari  Morfem “Hey, Makan Tuh Gitar”.

April,sadar bulan ini adalah bulan politik, Dede menuliskan bait lagu “Partai Anjing” karya Iksan Skuter, lagu yang pertama saya dengar ketika aksi save KPK mewabah di negeri ini. Partai Anjing, seperti menyindir semua partai yang tak bersih dan menciptakan begitu banyak kader-kader munafik.

Mei, Dede sepertinya adalah golongan pegawai yang sadar bahwa seberapa keren pakaian yang melapisi tubuh anda, sebagai pegawai anda tak ada bedanya dengan buruh. Soal ini saya dan Dede sedikit bermimpi andai pegawai negeri punya serikat pekerja, bukan sekedar KORPRI yang tak lebih dari robot berseragam dengan corak yang sama menghormati bendera yang sama. Saya sendiri telah meniatkan diri bergabung dalam aksi 1 Mei tahun ini (mulai tahun 2014, 1 Mei adalah hari libur nasional), adakah teman pegawai “plat merah” yang mau bergabung?.

Juni, Dede menuliskan kalimat yang menyentil mereka yang merasa telah menjadi Tuhan yang memiliki kuasa mengatur orang lain. “Doa dari mereka yang dilupakan di ujung timur, ujung barat, ujung selatan, di tengah-tengah hutan, di antara pulau-pulau, di antara pesawat-bus-kapal laut-bus-neraka, yang terjebak di antara anak istri dan tunjangan kemahalan, yang karirnya di hambat atas nama efesiensi, yang dijejali tugas di luar kuasanya, yang diancam dengan segala hukuman yang didorong ketika menghadapi kengerian, yang dipuja-puji dan sekedar dipuja-puji, yang dipertanyakan dedikasinya dengan retorika yang dia sendiri tidak tahu jawabya. Doa untuk mereka yang mengetahui segala urusan, yang menetukan nasib banyak orang, bertobatlah kerajaan Allah sudah dekat”. Kalimat “yang mengetahui segala urusan dan yang menentukan nasib banyak orang” seakan membawa tangan kita menuding ke salah satu bagian, yang tak bisa kita sebutkan namanya.

Bulan Juli, Dede berani menyerang kasus Lapindo, yang kita tahu jelas partai di belakangnya (lagi-lagi tak kita sebutkan namanya, karena UU ITE sudah menjadi momok menyeramkan). Dede menulis dengan jelas kekecewaannya terhadap kelalaian perusahaan swasta malah dijadikan bencana nasional. “Kamu bisa mengambil uang pajak kami, tapi tidak suara kami” kalimat ini mengesankan Dede sebagai pegawai yang sadar jika Pajak tak bisa ditolak namun suara mereka tak bisa diarahkan atau dibungkam.

Agustus, Dede menulis “Jangan tanyakan apa yang negara berikan padamu, tanyakan apa yang mereka berikan pada negara”, kalimat ini membalik retorika yang sering digunakan para birokrat kelas menengah ke atas bila ada pegawai kelas bawah yang protes, Dede mengajak kita bertanya apa yang para elite itu telah berikan pada negara.

September, Dede mengutip ucapan Nelson Mandela “ Di negara saya, kami dipenjara dulu baru jadi presiden”, lalu dede menambahkan dengan tulisan “Kalau di negara saya kami jadi menteri dulu baru dipenjara”. Sebuah sindiran tanpa basa basi.

Oktober, Dede mengambil contoh Julian Assange dll, lalu seperti berorasi lewat tulisan dia mengajak kita melawan setidaknya melalui otak dan jari-jari kita. Saya memilih cara ini, apakah kalian ingin bergabung? atau memilih duduk nyaman dalam ruang ber-ac lalu berlidung di balik kalimat “hidup mesti ikhlas”. Ikhlas ialah jalan perjuangan ketika anda sudah pernah merasakan derita mereka yang di bawah, jangan berceramah ikhlas kepada mereka yang berada di ujung barat, timur, jangan berkata ikhlas pada mereka yang terpisah dari keluarga selama puluhan tahun, jika anda tak pernah ada pada posisi mereka.

November, Dede hanya memasang foto seorang kawan Ammar Ihsan yang menuju surga pada bulan Nopember.

Desember, Dede mengutip bait Purgatory “omong-omong soal harga diri kita semua belum tentu memiliki”. Dede benar!!


Kalender ini layak menjadi pengingat di meja anda, karena sadarlah tiap diri kita punya potensi menjadi aparat keparat!.


Komentar

  1. Lha haruslah sebagai penghormatan buat karyanya :)

    BalasHapus
  2. Ah konspirasi ini pasti konspirasi

    BalasHapus
  3. konspirasi supaya dede nya ngetop :p

    BalasHapus
  4. knp hanya aparat keparat?? kesannya negatif sekali, atau mmg itu tujuan tulisan ini?? baiklah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. tujuan tulisannya sebenarnya mengingatkan bahwa pada tiap diri kita ada setan, dan sebagai aparat jika tak hati-hati maka kita bisa saja menjadi aparat keparat seperti mereka yang kita benci saat ini

      Hapus
  5. jangan mau dipesan dede untuk bikin resensi

    BalasHapus
    Balasan
    1. dede itu siapa yah ..cuih :p hehehe
      tulisan ini bagian menyebarkan virus "pembangkangan" semata, dan membangunkan mereka yg terlelap *halah* :)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

kontra post, sebuah teori pembukuan usang

sajak Ibu made in Aan Mansyur

Puisi : Zeus di Bukit Olympus