Here,After penulis Makassar punya novel


Minggu kemarin pas ada bimbingan tekhnis (yang setengah hati) oleh tim Biro Perencanaan Kementerian Keuangan, saya sempatkan lagi jalan2 ke Mall Panakukang, dah lama nda kesana, ditemani Ardan yg sama2 lagi butuh refreshing dan malas langsung pulang ke rumah :)

Mampir ke gramedia, dan beli buku Pak Kalla dan Presidennya by Wisnu Nugroho , Here After by Mahir Pradana, dan beberapa buku upin ipin buat pangeran kecilku ZAHRAN. Buku pertama memang ngidam beli, dan banyak direferensikan, nah buku kedua belinya, karena alas an yang nulis nih anak Makassar dan PSM Mania.

Saya tidak akan membahas soal buku pertama “Pak Kalla dan Presidennya” sudah banyak yang menulis tentang itu, tapi saya akan bahas tentang “here after”.

Saya beri sistem penulisan novel “here after” sebagai sistem penulisan “tika-tiki”, iya sistim penulisan yg mirip gaya main el-barca oper kesana oper kesini, saya pakai istilah ini, karena penulisnya mengaku penganut paham pep guardiola ;p

Novel ini menceritakan tiap orang yang berbeda dalam tiap bab nya, tiap bab mengoper ceritanya ke tokoh lain dan bab lain, hingga endingnya seakan penulis bilang “silahkan lanjutkan sendiri”, karena tiap tokoh tidak menyisakan ending, tidak ada ending tentang RIO, Putra,Diana, Rizal, Intan, bahkan si Ollie dan Juliet juga bagaimana endingnya kita berimaji sendiri :)

Novel ini menegaskan kembali bahwa dunia itu terlalu sempit, setiap orang mengenal orang lain, yang kemudian mengenal orang lain yang ternyata kenal sama orang yang pertama. Novel ini juga mengajarkan ulang tentang cinta, cinta tak selamanya indah, cinta itu bahkan mungkin tak ada, hanya mimpi yang dibangun oleh manusia.

Dalam novel ini cerita mengalir lembut dan masuk akal, ada romantic sampai psycho nya, namun ada hal yang agak lebay tentang kakek-nenek Arya yang terlalu tercandu televisi, saya belum menemukan hal demikian, memang ada nenek2 yang pecandu sinetron tapi sampai ke tindakan gerakan “cape deh” kayaknya tidak segitunya deh :)

Novel ini layak menemani perjalanan anda, ceritanya ringan, dan nano-nano (beragam rasanya).

Selamat buat mahir pradana, setidaknya ada lagi satu putra Makassar yang membuktikan Makassar itu tidak kasar :)

catatan : Novel ini tidak disarankan bila anda anggota FPI dan keluarganya ada adegan yg bisa menggoda iman anda :p

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kontra post, sebuah teori pembukuan usang

sajak Ibu made in Aan Mansyur

Puisi : Zeus di Bukit Olympus