nulis puisi-puisi lagi

MENCARIMU

Pernah aku ke pulau terpencil berharap menemukanmu
pikirku kau berubah jadi penjaga terumbu
selepas dari rusukku
tapi tak kutemukanmu

Lalu aku kegurun terpanas
mungkin kamu disitu
mencairkan hatimu yg membeku
gadis disana bilang kau pernah kesitu

Pada seorang teman
yang akan ke bulan
kutitip lukisan tentangmu
mungkin peri usil dibulan menculikmu
bukankah mereka cemburu pada binar matamu?

Tapi sepulangnya tak dibawanya kau
dia bilang tak ada kau
lalu kulanjutkan mencarimu

Kuputuskan ke gunung-gunung tertinggi
mungkin kamu dipuncaknya
menjaga kesucianmu
lelaki disana pun lagi menunggumu
tak juga ada kau

Mungkin kamu di kutub?
Mendinginkan cemburu yg menguras hatimu,
aku kedinginan disana
rindu padamu padam
aku akhirnya menyerah

Kembali ke kota dimana suci dan kotor menjadi coklat
dan abu-abu menjadi pilihan
aku melihatmu
tapi tidak untukku

Aku hilang di pulau,digurun,dibulan,di gunung,dikutub
biar kini kau yang mencariku

KEJAHATAN TERINDAH

Adakah kau tahu apa kesalahanmu
Jangan bisu
Jawab tanyaku

Semalam kamu datang dalam hidupku
Membawa paksa pikiranku
Meninggalkan jejak dalam hatiku
Itu kunamakan kejahatan RINDU


LELUCON

Masih kuingat pandaimu berbicara
Semacam professor ahli hukum bidang apa saja
Atas nama rasa keadilan
Kau bilang deponeering saja

Hari ini kau buat ku tertawa
Mungkin lebih tepatnya meringis dalam duka
Kau usir mereka
Alasannya mereka terdakwa
Macam mana pula

Anda itu mestinya jadi pembela
Rakyat yang tiada apa-apa
Bukan kawan yang berbuat salah

“diam kataku, sekali lagi diam!!!”
Ah sudahlah hukum memang buat yang kaya
Buat yang punya relasi dan pandai bicara

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kontra post, sebuah teori pembukuan usang

Puisi : Zeus di Bukit Olympus

sajak Ibu made in Aan Mansyur