PENGEMBANGAN DAN PERUBAHAN ORGANISASI SEPAKBOLA NASIONAL

Latar Belakang

Akhir-Akhir ini bangsa kita secara mengejutkan disatukan oleh dunia Sepak Bola , tidak anak kecil, orang dewasa, bapak-bapak, ibu-ibu, gadis modis, cewek tomboy yang biasa nya hanya duduk menonton bola hanya ketika even Piala Dunia, tiba-tiba merelakan waktunya buat menonton Piala AFF, mendukung Tim Nasional Indonesia. Setelah Even Berlalu, dan Indonesia mesti menerima kekalahan manyakitkan dari bangsa serumpun Malaysia, tuntutan akan perubahan Organisasi Sepakbola Nasional yakni PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) menjadi kian keras, kalangan pecinta bola berharap ada perubahan nyata dalam tubuh PSSI.

Ronrongan lain ialah dibentuknya Liga Primer Indonesia (LPI) untuk menjadi bahan tandingan PSSI, supaya PSSI mau mengaku bahwa organisasi ini memiliki begitu banyak kelemahan sehinggan mesti ada perubahan.

Tulisan ini disajikan sebagai bahan tugas Mata Kuliah Pengembangan Organisasi, dan buat menjadi bahan pemikiran bersama bagaimana perlunya perubahan dalam sebuah organisasi (apapun itu) Untuk tetap mampu melawan perkembangan zaman sendiri.

PEMBAHASAN

Mengutip kata-kata yang pernah ditulis oleh seorang Sufi Jalaluddin ar-Rumi “di dunia ini selain TUHAN jika ada yang abadi maka itu adalah perubahan”. Iya perubahan adalah hal yang abadi, kepada siapapun, apapun maka aka nada yang namanya proses perubahan begitu pula dalah hal Organisasi, jika ingin tetap eksis, maka Organisasi apapun itu harus selalu siap berubah.

Dalam tubuh organisasi PSSI banyak hambatan dan penolakan atas perubahan Organisasi ini, menurut John P. Kotter (2001) ada tiga alasan utama orang menolak perubahan :

1. Rasa takut akan kehilangan sesuatu yang bernilai; hal ini terjadi oleh karena adanya pikiran picik yang hanya memusatkan perhatian pada kepentingan diri sendiri- tanpa memikirkan kepentingan yang lebih besar yaitu kepentingan dan kebutuhan organisasi, contoh : ketika suatu waktu diwacanakan pengurangan struktur dalam sebuah organisasi, pada saat yang bersamaan sejumlah orang yang kebetulan berada dalam struktur tersebut- dengan serta merta akan memberikan tanggapan yang berbeda, yang umumnya diyakini memberikan tanggapan kurang menyetujui rencana tersebut, karena boleh jadi salah seorang diantara pemberi tanggapan- akan kehilangan posisi ataupun kedudukan yang dirasakan telah banyak memberikan keuntungan tertentu baginya;

2. Salah pengertian terhadap substansi perubahan itu; hal ini terjadi oleh karena orang- orang yang menolak perubahan tersebut tidak memahami implikasi perubahan tersebut dan tetap menganggap bahwa perubahan itu pasti lebih banyak merugikan daripada menguntungkan diri dan kelompoknya- contoh : adanya penilaian yang berbeda terhadap misi perubahan itu- terutama sudut pandang yang dipergunakan antara kelompok yang sudah mapan diposisi tertentu dengan kelompok penggagas perubahan itu- sehingga dimungkinkan terjadi upaya mempertahankan kebiasaan dengan jalan memberikan informasi sesat dan menyesatkan kepada pimpinan tertentu melalui upaya asal bapak senang;

3. Toleransi yang rendah terhadap perubahan itu; hal ini terjadi karena orang atau kelompok yang menolak perubahan itu- sebenarnya meyakini keterbatasan dan kemampuan yang dimilikinya, tidak akan mampu beradaptasi dengan keterampilan baru serta prilaku yang menjadi tuntutan dari kebutuhan perubahan itu- contoh : ketika sebuah manajemen merencanakan pemanfaatan tekhnologi informasi atau IT dengan pertimbangan efesiensi dan efektivitas- maka tidak menutup kemungkinan ada sekelompok orang yang memberikan respon kurang mendukung dan menganggap bahwa rencana tersebut belum saatnya dimunculkan- dengan dalih bahwa tanpa inovasi dan kreativitas barupun, seluruh kegiatan berdasarkan pengalamannya selama ini- pada akhirnya dapat dilaksanakan dan diselesaikan, dengan metode seperti biasanya.

Dalam Tubuh organisasi PSSI maka ketiga hal itu dapat ditemukan:

1. Rasa takut akan kehilangan sesuatu yang bernilai seperti jabatan, dalam tubuh PSSI sendiri sudah menjadi rahasia umum bahwa ketua nya Nurdin Halid, telah menjabat dua priode 2003-2007 dan 2007-2011, bahkan dikabarkan akan mencalonkan diri buat priode ketiga, serta sekjen nya Noegraha Basoes sudah kurang lebih 13 tahun pada posisi yang sama.

2. Salah pengertian terhadap substansi perubahan ,hal ini dapat dilihat bahwa tuntutan perubahan PSSI dianggap sebagai gerakan buat menjatuhkan Nurdin Halid dan mafianya, padahal tuntutan perubahan PSSI lebih kepada Subtansi bahwa Bangsa Indonesia ingin lebih bisa berbicara lebih jauh dalam kancah sepakbola Asia Tenggara,Asia, bahkan dunia

3. Toleransi yang rendah, hal ini dapat dilihat dari ada nya berbagai macam cara yang digunakan buat menolak perubahan karena mengangap dengan adanya perubahan maka peran yang tua akan tergusur, makanya dihalalkan secara cara buat mempertahankan status quo ini.

Lalu apa yang mesti dilakukan oleh Pemerintah dan PSSI sebagai induk organisasi sepakbola Nasional, tidak lain dan tidak bukan ialah berubah, lalu perubahan yang bagaimana yang mesti dilakukan.

1. Perubahan struktur, dalam tubuh PSSI sendiri, mesti ada pembatasan terhadap orang-orang yang ada dalam organisasi dalam hal masa jabatan, secara sederhana jika sesorang berada dalam posisi yang sama bertahun-tahun, maka ada kemungkinan yang sangat besar orang tersebut memanfaatkan jabatannya buat KKN.

2. Perkembangan Organisasi, PSSI. PSSI sebagai induk sepakbola Nasional mesti membuka diri terhadap elemen-elemen SUporter, Para Suporter mesti punya hak bersuara dalam Musda dan Munas PSSI, karena Suporter ialah “rakyat” bagi persepakbolaan nasional.

3. PSSI harus berani membuka diri dan diaudit oleh lembaga Keuangan Independen, hal ini perlu sebagai bentuk pertanggungjawaban Pengurus, selama ini PSSI selalu menolak buat di audit, dengan alasan bukan lembaga pemerintah.

KESIMPULAN

Dalam Sebuah Organisasi apapun bentuknya, maka Untuk dapat terus berkembang maka organisasi itu mesti melalui proses perubahan, dalam proses perubahan ini jelaslah akan ada penolakan-penolakan dikarenakan ketakutan-ketakutan akan apa dampak perubahan bagi diri dan posisinya.

Untuk menghilangkan rasa ketakutan itu maka perlu, duduk bersama menjelaskan secara jelas keuntungan yang diperoleh oleh Organisasi itu jika berubah.

Dalam tubuh PSSI, Pemerintah mesti mengajak PSSI dan Pihak-Pihak yang menuntut adanya perubahan dalam tubuh PSSI untuk duduk bersama, menegaskan bahwa perubahan ini merupakan langkah buat mengembangkan PSSI sebagai Organisasi yang lebih baik lagi dan dapat mengikuti perkembangan sepakbola dunia, berada dalam perkembangan sepakbola dunia tersebut, bukan hanya menontonnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kontra post, sebuah teori pembukuan usang

sajak Ibu made in Aan Mansyur

Puisi : Zeus di Bukit Olympus