Catatan Buat Zahran Al-Ghiffari

Tanggal 29-12-2010 kemarin, jam 19.00 bapak dan mama mesti mengantarmu imunisasi nak, ditengah hujan dan ketegangan. Kenapa tegang?? Karena mala mini ada final leg ke-2 Indonesia VS Malaysia, di Malaysia kita kalah 3-0 nak, kita butuh 4 gol buat menang, namun jauh sebelum final malam ini TV di penuhi semangat patriotisme. GElora Bung Karno penuh warna merah, para pecinta TIMNAS INDONESIA menyerbu Jakarta, mengabarkan pada dunia kami siap membalas, memberitahu pada punggawa TIMNAS INDONESIA bahwa majulah kawan, kami semua menemanimu.
Saat lagu INDONESIA RAYA dinyanyikan, zahran baru saja keluar dari ruang dokter, bapak gendong Zahran menyanyikan lagu terbagus di dunia, Andai bukan di tempat umum Bapak Nangis nak, Bapak pernah sekali nonton di Gelora Bung Karno, menyanyikan lagu itu nak bersama puluhan ribu orang lainnya, rasanya bangga nak, rasanya begitu hebat, namun saat Lagu itu dinyanyikan lagi saat itu dengan puluhan Ribu supporter di Gelora Bung Karno, Bapak menyanyi juga nak ditelinga Zahran, Bapak yakin seluruh Indonesia menyanyi pada saat itu nak.
Lalu pertandingann berjalan nak, Tim kebanggaan kita punya begitu banyak peluang bahkan satu penalty di babak pertama, namun tak ada gol, namun kita tetap semangat nak pemain2 Indonesia tetap berlari nak. Babak kedua gawang Tim Indonesia di jebol, semua diam nak, bukan hanya satu stadion Bung Karno, bapak yakin satu Indonesia nak. Kami sadar tak mungkin lagi juara nak.
Tapi lihatlah pemain2 Indonesia di Tivi itu nak, mereka tidak menyerah mereka tetap berlari nak, tidak ada rasa takut kalau kita telah kalah, aku tak tahu apa yang ada dalam pikiran mereka, dalam pikiran bapak waktu itu nak, biar tidak juara asalkan Malaysia tidak menodai Gelora Bung Karno kita, dan hebatnya nak kita membalikkan keadaan jadi 2-1, kita menang nak, namun tidak cukup nak kita tidak juara, ada rasa kecewa yang dalam nak, tapi lihatlah mereka yang Di Gelora Bung Karno itu nak tidak ada yang beranjak mereka tetap bernyayi menyemangati Tim Nasional Kita, menghibur mereka. Bapak Bangga dalam kesedihan Bapak nak.
Selama menonton laga itu zahran duduk dipangkuan bapak, kaki zahran terus bergerak seperti mau berlari, kelak jika zahran besar, catat lah malam ini, malam ini Zahran lihat Bangsa Indonesia bukanlah bangsa yang gampang menyerah, bangsa yang terus berjuang hingga akhir.

Anakku capatlah besar kelak Bapak akan mengajakmu menyanyikan Lagu Indonesia Raya dengan penuh Cinta mendukung Timnas kita, kelak kamu akan ada di tengah lapangan menyanyi kan lagu itu bersama yang lain dengan baju TIMNAS bernomor 1..amiiin. Cepat besar anakku dan berlarilah mengejar mimpi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kontra post, sebuah teori pembukuan usang

sajak Ibu made in Aan Mansyur

Puisi : Zeus di Bukit Olympus