Pergerakan Mahasiswa Makassar ini Hari


Dua hari terakhir Makassar sedikit macet dan kacau (sy tidak ingin katakan mencekam, karena saya tidak merasakannya, mungkin jika anda hanya mendengarnya lewat berita).

Pergerakan Mahasiswa kini adalah pergerakan mahasiswa yang panas dan meletup, aneh setiap saya berbicara dengan beberapa teman, tidak ada yang menyukai aksi semacam ini, tidak satu elemen pun, tapi ketika di lapangan tiba-tiba semua jadi kacau balau.

Saya berusaha memahami ini melihat konteks sejarah perjuangan mahasiswa di negeri ini, Mahasiswa pada masa priode ini sama dengan Mahasiswa periode 1970an (khususnya 1974 dan 1978), kita pasti masih ingat samar2 peristiwa MALARI, aksi Mahasiswa yang berakhir ricuh, ini adalah letupan2 yang menurutku agak mirip dengan itu. Pada masa sekarang Mahasiswa bergerak sendiri sama dengan tahun 1970-an, kegelisahan hanya ada di hati dan pikiran kaum "intelektual" tapi tidak sebagian rakyat, karena pemerintah sekarang secara ekonomi berhasil membuat perut para aparatnya kenyang.

Aksi besok pun tidak akan ada apa-apanya, SBY dan para petingginya sadar itu, karena SBY adalah tipe yang bisa meminimalisir konflik dlm hal ini dia sama seperti Soeharto.

Ada tulisan di kompasiana yang mengusulkan semestinya aparat mempersilahkan perwakilan Mahasiswa untuk bertemu SBY, saya anggap ini ide yang aneh, maaf sebelumnya (http://regional.kompasiana.com/2010/10/19/bentrok-mahasiswa-dengan-polisi-di-makassar-batu-ini-untukmu/), SBY bukan orang yang ingin di debat didepan publik, masih ingat insiden Mahasiswa Indonesia di India yang mempertanyakan "kalau SBY memuji2 Pendidikan dalam Negeri, kenapa anaknya mesti sekolah di Luar Negeri". SBY bukan orang yang ingin di debat.

Lalu bagaimana seharusnya aksi mahasiswa sekarang?? Mahasiswa yang sekarang mestinya mencoba lebih kreatif, coba lah lewat tulisan, setiap aksi nda perlu lewat aksi tutup jalan dan bakar ban, bagi-bagikan masyarakat selebaran, apa yang salah dengan pemerintahan ini menurut para "maha"siswa, memang butuh modal tapi perjuangan perlu pengorbanan, jika bersama tulus saya yakin tidak akan terasa berat, bisa juga dengan grafiti di kampus2 ekspresikan bagaimana kekecewaan ini telah menimbulkan kegelisahan.

Biarlah aksi2 sederhana itu berjalan dengan sendirinya, sehingga ada momentum tahun 1998 lagi, mestinya para mantan "maha"siswa mulai turun kembali berkomunikasi dengan para "maha"siswa masa kini. "maha"siswa tahun 1998 pun telah gagal mengantar bangsa ini, mereka gagal meruntuhkan Orde Baru, mereka justru memperpanjang lembaran2 Orde ini, mereka menyerahkan cek kosong pada simpatisan Orde Baru untuk membangun Orde Baru jilid II.

Saya harap tulisan ini bisa menyebar ke rekan2 "maha" siswa, semoga kejadian hari ini buat kita belajar, dan mulai bertindak kritis kreatif.

(gambar seperti biasa hasil googling)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kontra post, sebuah teori pembukuan usang

sajak Ibu made in Aan Mansyur

Puisi : Zeus di Bukit Olympus