Tentang dianggap sukses


menjadi sukses adalah impian tiap orang, dengan sukses kita menjadi dianggap, dulu jiwa idealisme ku selalu bilang sukses itu bukan materi, sukses itu adalah ketenangan hidup tapi itu dulu, sebelum insiden malam lebaran kemarin.

Terakhir aku menangis ketika takbir berkumandang ialah sekitar hampir enam tahun yang lalu, saat pertama jadi pegawai dan aku sadar aku hidup diantara ketidakbecusan para pejabat negara, aku menangis mengutuk diriku yang tidak bisa apa-apa karena hanya bawahan, dan aku menangis lagi malam lebaran ini.

Penyebabnya ada keluarga yang sakit di bulan puasa kemarin, dan aku hanya bisa datang menjenguk tanpa membawa "buah tangan", catatan ini pertama kalinya aku begini, tidak membawa apa-apa, ada sedikit krisis pada kondisi keuangan ku dan beberapa keperluan si kecil yang baru lahir, tiba-tiba orang yang ku hormati selama ini, memanggil ku dan menceramahiku "kamu hanya sekali datang menjenguk dan tidak bawah buah tangan yah??" sontak hatiku teriris, baru sekali aku begini dan sudah dianggap tidak berbakti tidak berguna dan seakan bikin malu, masak pegawai datang menjenguk tidak bawa buah tangan??, belum usai kata-kata itu menusuk hatiku (agak lebayy nich) "kalau nda punya uang kan bisa bilang, nanti saya belikan dan beri ke orang nya pake namamu", semakin terhina rasanya karena aku bikin malu nda punya uang, lebih baik pinjam daripada buat malu nda bawa buah tangan. sungguh aku kecewa!!!

Ternyata hidup itu, kesuksesan itu hanya materi, jika kamu bisa memberi barang mewah ke orang lain, memberi buah tangan yang banyak maka kamu hebat, kamu berbakti, jika tidak kamu itu useless. Kecewa karena sekali lagi idealisme ini hanya mimpi, orang yang mengajarkannya, malah melanggarnya.

SUKSES itu hanya MATERI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kontra post, sebuah teori pembukuan usang

sajak Ibu made in Aan Mansyur

Puisi : Zeus di Bukit Olympus