POLITIK pencitraan dalam konflik antar agama



Sebelum saya mulai tulisan apaadanya ini, maka saya tegaskan terlebih dahulu bahwa saya mengecam penusukan terhadap orang (siapapun dia), saya mengutuk perbuatan penyerangan terhadap jemaat HKBP, saya seperti saya mengutuk mereka yang menghina al-qur'an dengan cara membakar dan merobeknya.

Ada hal yang menarik dalam kasus konflik ini,ialah permainan politik pencitraan oleh pihak minoritas sebagai jalan dakwah atau penyebaran agama. Pertama terhadap kasus emosi sebagian warga U.S.A terhadap rencana pembangunan mesjid di ground zero WTC, memang dalam Undang-Undang negara adidaya tersebut ada kebebasan buat membangun tempat ibadah dimana saja, tapi saya percaya bahwa para pencetus ide pembangunan mesjid itu tahu dan sadar bahwa tindakannya itu dapat menyakiti hati sebagian penduduk USA yang masih yakin bahwa WTC adalah korban "jihad" para orang-orang AL-Qaedah yang merupakan muslim, walaupun dunia islam sebagian besar tidak setuju dengan jalan jihad itu.

Namun, para pemuka agama Islam di sana tetap senyum dan tenang menanggapi semua itu, bahkan menyerukan umat muslim tidak meresponnya dengan emosi,sadar atau tidak tindakan ini adalah dakwah buat orang-orang disana yang justru berbalik menganggap Terry Jones aneh, dan orang muslim lebih sabar.

Dalam kasus HKBP, hal serupa terjadi, para jemaat sadar bahwa tempat mereka beribadah belum memiliki payung hukum dan bisa menimbulkan emosi, walaupun warga disekitar sana tetap tenang tapi dengan sedikit provokator maka orang-orang sejenis FPI dapat bereaksi, dan FPI seperti biasa bereaksi kelewat batas, muncullah di dunia maya foto dimana pendeta tersenyum dan seseorang berpakaian muslim menjadi kayak iblis, dan kasus penusukan menyusul yang semakin menyudutkan muslim, walaupun saya yakin lebih banyak muslim yang tidak setuju dengan aksi ini. Namun hal ini berhasil menunjukkan wajah jemaat yang sabar dan wajah muslim yang pemarah dan emosional, padahal jika mau dikaji lebih dalam tindakan FPI bukanlah ajaran muslim karena di contohkan oleh Rasulullah dan para khalifah muslim jika mayoritas maka mereka adalah pelindung golongan minoritas.

Kasus HKBP menjadi sarana dakwah yang efektif sadar dan tidak sadar seperti kasus pemabangunan mesjid di Ground Zero.

Akhirnya saya mohon maaf jika tulisan ini menimbulkan ketersinggungan, saya yakin tiap agama mengajarkan orang menjadi pemaaf dan pengasih, bukan pemarah dan penghina. Jalankan agama anda sebaik2 yang anda pahami maka dunia ini akan lebih indah

(gambar di ambil dari tweetphoto dan kaskus via google)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

kontra post, sebuah teori pembukuan usang

sajak Ibu made in Aan Mansyur

Puisi : Zeus di Bukit Olympus