Kebijaksanaan Putusan MK


Kemarin sore, Mahkamah konstitusi mengabulkan sebagian permohonan Yusril Ihza Mahendra dan membuat Jaksa Agung berhenti, tapi tetap menganggap jaksa agung sah sampai adanya keputusan MK tersebut.

Yusril sumrigah setidaknya sebuah pukulannya telak menghantam Jaksa Agung dan melukai hati "mantan kekasih" politiknya SBY, namun lawan-lawan politik SBY jelas tidak terlalu senang dengan keputusan itu mereka masih berharap lebih, mereka (dalam asumsi saya) berharapa jaksa agung selama ini dinyatakan Ilegal, sehingga bisa menjadi serangan ke SBY dan menjadi alat tawar politik yang baru.

Saya secara pribadi sebagai pengamat "warung kopi" menganggap keputusan MK itu adalah keputusan yang penuh dengan kebijaksanaan, karena bermain netral dan menyelamatkan banyak pihak.

Saya katakan menyelamatkan banyak pihak, karena selain akibat politik sebagaimana yang saya kemukakan di atas, juga menyelamatkan korps kejaksaan dan negara ini pada akhirnya, bayangkan bagaimana repotnya kejaksaan jika Jaksa Agung dinyatakan Ilegal selama ini??, bagaimana kacau nya hukum negeri ini pada akhirnya??.

Saya percaya keputusan MK tersebut bukan membenarkan tindakan SBY yang lupa melantik Jaksa Agung (dan celakanya sampai sekarang malu buat mengakuinya), tapi sadar bahwa disini ada kelalaian Presiden tapi jika kelalain itu di vonis salah, maka dampak yang timbul lebih besar.

Pada akhirnya, hari ini saya menunggu kearifan Presiden SBY yang terhormat, bagaimana responnya terhadap putusan ini, jika ingin bijaksana maka dia akan memutuskan Jaksa Agung demisioner dan secara otomati Wakil Jaksa Agung menjadi Pejabat sementara, atau pada tahap yang lebih mengagumkan lagi akan mengakui kelalaiannya, berterima kasih atas koreksi MK, dan berjanji dalam minggu ini melantik Jaksa Agung baru ( kayaknya pilihan kedua hanya ada di dunia fiksi).

Selamat Menunggu :)

(gambar seperti biasa hasil googling)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kontra post, sebuah teori pembukuan usang

sajak Ibu made in Aan Mansyur

Puisi : Zeus di Bukit Olympus