The New Soe Hok Gie

bukan ingin terlau menyanjung ketika tulisan ini saya buat, saya adalah pengagum Anton Wisnu Nugroho ketika sering membaca tulisannya di kompasiana saat zaman kampanye pilpres, mottonya menulis yang tidak penting, tapi justru di situ saat menemukan gilitik dan kritik sosial, dia seorang revolusioner dengan cara yang berbeda.

Beberapa hari yang lalu dia menerbitkan buku Pak BeYe dan Istananya, jika anda seorang blogger di kompasiana maka tulisan-tulisan di buku itu tidak banyak hal yang baru, namun foto-fotonya seakan bicara, bicara tentang kegelisahan dia sebagai warga negara yang di bodohi oleh mark up pencitraan sang pemimpin bangsa.

Oke saya belum beli bukunya, lagi sibuk urus aqiqahan anak pertamaku, namun ada waktu saya langsung akan mencari buku itu. hukumya WAJIB hehehe.

Dia dengan caranya sendiri membuat bangsa ini bergerak dalam kegelisahannya, di kalangan dunia maya sendiri, begitu banyak kritik terhadap pemerintahan yang sekarang, tapi pemerintahan yang sekarang dengan pencitraannya berhasil menghipnotis kalangan rakyat yang berpikir yang penting aman dan bisa makan.

Bangsa ini menunggu momentum buat kembali bergerak, kembali berteriak bahwa reformasi ini semu, ini mimpi, dan Anton Wisnu Nugroho adalah salah satu orang yang menyalakan sumbu itu, dia membakar kegelisahan dengan caranya sendiri, menulis!!

Dia dan mungkin beberapa orang lain telah membakar kegelisahan bangsa ini, mungkin gelar ini terlalu berlebihan, tapi menurutku dia adalah varian baru dari "Soe Hok Gie".

Sekarang sumbu kegelisahan telah dinyalakan, mampukah kita menjaga apinya dan membuatnya tetap berkobar bahwa bangsa ini bisa lebih baik lagi, reformasi ini mesti jalan lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kontra post, sebuah teori pembukuan usang

Puisi : Zeus di Bukit Olympus

sajak Ibu made in Aan Mansyur