Antang,sebuah sudut di kota Makassar

Iya saya adalah anak antang, sejak kecil saya hidup dilingkungan Antang, dari belum sekolah,samapai sudah mau punya anak hidup diantang, meski status tugas bukan di makassar, tapi saya selalu kembali ke Antang :)

Antang, yang di makassar pasti mengenal daerah ini, daerah ini luas, dari dulu memang begitu, tapi daerah ini tanpa padat, dulu dia tidak begitu.

Antang dalam ingatanku, daerah pinggiran kota, dulu waktu SD, kalau mau ke sentral pasti nanya nya ke supir pete-pete "ke kota" membuktikan bahwa antang bukan kota, dia hanya pinggiran kota (sekarang pun masih). Dulu Antang ketika ramadhan dan memasuki waktu menunggu berbuka puasa, jangan harap dapat angkutan, semua orang stay di mesjid atau dirumah menunggu berbuka, saya pernah jalan kaki dari Tello, gara2 jam setengah enam baru pulang dari rumah pacar. Antang juga akan sunyi jika PSM disiarkan live, Antang dulu gudang sepakbolanya PSM, ada (alm) Ansar Razak, Bahar Muharram bahkan dulu di lapangan kuburan cina adalah tempat tarkamnya pemain2 PSM:)

Antang, sekarang adalah daerah pinggiran yang padat, kemacetan akan ada jam setengah delapan pagi, dan sore yang terparah antara jam setengah enam sampai jam delapan malam kendaraan akan antri pusatnya di pertigaan borong.

Ah antang jadi pinggiran kota yang padat, mobil2 baru, perumahan2 baru, dan orang2 yang terpinggirkan baru

Antang sebuah pinggiran kota, yang kurang diperhatikan pemerintah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kontra post, sebuah teori pembukuan usang

Puisi : Zeus di Bukit Olympus

sajak Ibu made in Aan Mansyur