solusi buat PILKADA yang sering rusuh

Sebagai orang SULSEL, minggu ini merupakan minggu yang memalukan, lihat bagaimana Pemilihan Kepala Daerah di sepuluh Kabupaten berakhir dengan protes keras, bahkan di dua Kabupaten SOPPENG dan Tana Toraja berakhir ricuh dengan pembakaran, SULSEL jadi makin terkenal dengan karakter kasarnya, tidak Mahasiswa tidak pemimpin nya, dan calon pemimpinnya hobbynya ricuh dan berdebat, ujung-ujungnya kalah lalu buat rusuh, yang timbul justru kesan orang-orang SULSEL tidak dewasa dalam berpolitik. saya malu, malu, malu.

BUkan hanya SULSEL yang mengalami nasib ketidakdewasaan politik ini, tapi beberapa (kalau tidak ingin dikatakan sebagian besar) wilayah Indonesia masih mengalami ini, syndrom kebebasan demokrasi, ketika kampanye mereka manampilkan wajah malaikat, berkampanye sedamai mereka bisa agar rakyat respect, menghadirkan “bidadari-bidadari” dalam wujud penyanyi dangdut, menandatangani perjanjian siap menang dan siap kalah. Kemudian hasil quick count keluar dan inilah yang terjadi.

Wajah malaikat berubah menjadi wajah iblis yang lagi marah, tidak ada lagi damai, massa digerakkan buat bikin kerusuhan, mereka menghadirkan “iblis-iblis” dalam bentuk premanisme, perjanjian siap kalah di ingkari karena merasa di curangi, padahal bisa jadi mereka juga curang mereka juga lakukan money politic tapi sayang mereka kalah.

Walaupun sudah jelas proses hukum yg bisa ditempuh jika merasa dicurangi tapi anehnya mereka memilih anarkis,bahkan di Soppeng dan Tana Toraja mereka membakar surat suara dan kantor KPU…sangat2 memalukan, bagaimana cara menghitungnya, bagaimana cara menggugatnya jika bukti yang dituduh kecurangan malah dibakar??

Status di FB teman, ada tidak cara lain selain PILKADA, saya punya ide sedikit GILA, buat daerah yang belum dewasa berdemokrasi tidak usah lakukan PILKADA, kita ganti dengan memohon petunjuk kepada TUHAN minta di tunjukkan pemimpin yang tepat, lha caranya.

1. Calon silahkan mendaftar dengan menyertakan KTP pendukung nya, (sesuai peraturan yang sekarang saja) atau menyertakan surat dukungan partai.

2. Para ULama, Pendeta, dan orang2 yang dekat dengan TUHAN berdoa, buat yang muslim Ulamanya mesti shalat istikharah 3 bulan berturut-turut, minta di beri petunjuk PILIHAN oleh ALLAH mana yang dikehendaki terbaik olehNYA.

3.Nama para calon dan wakil di tulis dalam kertas, dimasukkan di di gelas, lalu ditutup, kemudian di kocok,semua kegiatan ini dilakukan secara terbuka bahkan kalau perlu disiarkan live, di close up jadi tidak ada yang namanya double.

YANG NAMANYA KELUAR DIALAH YANG MENANG

tidak bisa slahkan KPU, tidak bisa salahkan ulama, ini kehendak TUHAN, tidak mungkin menyalahkan TUHAN, massa mesti terima, masa’ TUHAN mau digugat juga.

Hanya sebuah ide GILA, menunggu keajaiban ASIA dari KORSEL :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kontra post, sebuah teori pembukuan usang

sajak Ibu made in Aan Mansyur

Puisi : Zeus di Bukit Olympus