dan Indonesia menanti.....

Akhirnya isi blog ini lagi..setelah berjuang untuk JK-WIN via fecebook :)..ok hasilnya mengecewakan sejauh ini, namun ada rasa bangga di hati ini, rasa bangga yang lebih dibandingkan ketika menjadi simpatisan Azis Kahar Muzakkar di pilgub, pada saat itu orang bodoh pun tau akan kalah, tapi ada rasa kepuasan tersendiri berada di pihaknya, karena secara sadar dan tidak sadar dia telah menjadi “gubernur” di sebagian rakyat sulsel, buktinya lihat saja hasil DPD kemarin:)

Bangsa ini telah menentukan pilihannya, dan mereka sebagian besar memilih melanjutkan apa yang adanya, dan selamat buat pihak yang memenangkan kompetisi ini..namun jika mau jujur maka ini adalah pilpres terburuk dalam sejarah Indonesia, dan KPU yang ada sekarang adalah KPU paling buruk!!!

Jusuf Kalla akhirnya kalah, jelas ada kecewa namun ada bangga dalam hati ini, seorang putra sulsel berani tampil melawan kedigdayaan politik “tanah jawa”, dan beliau tampil memukau dan menunjukkan dirinya sebagai negarawan dalam setiap penampilannya.

Apa yang kemudian mestinya dikhawatirkan bangsa ini dan kawasan Indonesia Timur pada khususnya terhadap hasil Pilpres, ialah bahwa kita akan siap semakin tertinggal, karena omong kosong terbesar jika pembangunan di negeri ini bisa merata, jika pusat pemerintahan masih di jawa dan dikuasai penuh oleh birokrasi jawa, menurut saya tidak mungkin kenapa, karena tiap pemimpin pasti akan kembali lebih fokus memikirkan daerah asal mereka (sejarah mengajari dan membuktikan hal ini), walaupun akan ada pembangunan di kawasan timur Indonesia, saya pikir itu tidak akan signifikan membuat wilayah ini mengejar ketertinggalannya dari Jawa, karena untuk mencairkan anggaran perlu “tukang lobby” yang tangguh dipusat.Saya pikir jika kawasan Indonesia Timur ingin maju maka pilihannya hanya dua, pertama memindahkan ibu kota ke wilayah timur, atau pemimpin nasional dari wilayah timur.Dan yang mengecewakan sebagian besar rakyat diwilayah ini tidak menyadarinya.

Hal selanjutnya adalah kehancuran bangsa ini karena merupakan konsep terpenting dalam membangun negara ini, sadar tidak bahwa negara ini menciptakan konsep dwi-tunggal, yakni Presiden dan Wakil Presiden saling menyeimbangkan perannya, “wakil” Presiden bukanlah pembantu presiden, saat Bung Hatta meninggalkan Bung Karno, bangsa ini menuju kehancuran, ketika Soeharto tak diimbangi bangsa ini menyimpan bom waktu yang akhirnya meledak, sekarang SBY menjadikan selain dia pembantunya, maka Indonesia mesti bersiap menghadapi keambrukan yang baru, maaf pak SBY saya jika Bapak tidak punya penyeimbang lagi, maka saya yakin Bapak akan menghancurkan bangsa ini dan Bapak tidak menyelesaikan masa jabatan ini.

Indonesia menanti....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kontra post, sebuah teori pembukuan usang

sajak Ibu made in Aan Mansyur

Puisi : Zeus di Bukit Olympus