Reaksi,Golput dan Zipper system

Setelah aku "meledak" tadi teman yang dalam lingkaran birokrasi mengeluarkan komentar siapa aku sehingga berani berbuat begitu, aku tak mau mengomentari hal itu karena kita berada dalam sudut pandang yg berbeda. Aku tidak pernah dan bukan tipe orang yang menghormati orang lain karena jabatannya, aku menghargai orang karena capability nya, orang yang tidak layak memegang amanah, mestinya di cabut amanah itu darinya, daripada merugikan orang banyak. Ada juga komentar yang golongan tengah yang menyuruhku buat bersabar, tapi maaf sejak malam sebelumnya aku mencoba mengerti dan memahami dan si BCL tidak berhenti menuding hal yang bukan salahku. Seperti biasa teman2 di luar lingkar birokrasi hanya tersenyum melihat style ku yang belum berubah :) miss u guys.

MUI mengeluarkan fatwa yang aneh ketika mengharamkan golput, sebagai seorang muslim saya merasa MUI tidak layak mengeluarkan fatwa yang bernuansa politik seperti itu, jika tidak ada pemimpin yang layak di pilih kenapa kami mesti memilih, bukankah itu artinya kami mendukung pembodohan terhadap rakyat indonesia. Golput adalah sebuah pilihan yang harusnya dihargai bukan diharamkan, dan untuk mengurangi Golput ini adalah tugas partai politik dan mesin politik di negara ini buat bertindak memenuhi keinginan rakyat yang mulai pesimis. Jadi seyogyanya MUI tidak mengharamkan hal ini, tapi mewajibkan buat tiap partai politik menawarkan hal yang riil memang diinginkan rakyat, dan membuktikan hal itu, jika hal ini terwujud maka tidak perlu fatwa golput untuk meningkatkan jumlah pemilih di Indonesia.

Satu hal lagi yang saya nilai ganjil adalah Zipper sistem dimana suara terbanyak ketiga dalam sauatu partai mesti diberikan kepada perempuan. Saya tidak sependapat dengan hal ini karena hal ini jelas membohongi rakyat, mestinya siapa yang dipilih rakyat dialah yang mewakili rakyat, siapa suara terbanyak, dia yang mendapatkan kursi. Zipper sistem merupakan pembodohan demokrasi yang mestinya di tolak, karena jika hal ini dibiarkan wanita mulai "menjajah" hak2 pria. Jika wanita ingin emansipasi maka dia telah di berikan kesempatan yang sama buat dipilih dan membuktikan apakah dia layak, jika tidak layak dan tidak di pilih maka wanita juga harus mau mengakui hal itu.

Hidup Demokrasi Indonesia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kontra post, sebuah teori pembukuan usang

sajak Ibu made in Aan Mansyur

Puisi : Zeus di Bukit Olympus