Sebuah Tulisan yang Kurang Piknik
"ah riyan, katanya pengabdi weekend tapi giliran liburan nulis kayak beginian dasar pengabdi weekend tapi kurang piknik"
“Bahkan jika Tuhan yang menjadi
presiden bagi pengamat dan pembuat video tetap akan kena kritikan karena
menciptakan kemiskinan”
Saat menulis cuitan itu saya baru
saja pulang dari Rammang-Rammang menikmati ciptaan Tuhan dan baru akan
berangkat makan malam dengan keluarga,menikmati liburan yang panjang ini.
Cuitan itu sebenarnya hanya semacam lelucon dan tidak perlu penjelasan
bertele-tele,cuitan itu juga tidak mengandung pendapat melarang kritik pada
pemerintah, tapi lebih kepada rasa pribadi saya menanggapi mereka yang tiap
cuitannya adalah kritikan tidak seimbang terhadap pencapaian-pencapaian yang
dibangun pemerintah (pada masa apapun) sampai saat ini.
Lalu kenapa membawa kemiskinan? Karena
saya melihat mereka yang tiap cuitannya hanya melulu soal kritikan selalu
membawa-bawa kemiskinan , tanpa mau melihat lebih luas, maka mari andaikan saja
Tuhan menjadi presiden.
Tuhan: “maka berzakatlah kalian,
sesungguhnya dalam zakat itu ada bagian kaum miskin” Para tukang kritik akan mengeluarkan
cuitan : “bukankah Dia maha Kaya kenapa tidak dibagi adil saja kekayaannya
sehingga hidup sama rasa sama rata”
Sebenarnya itu maksud cuitan saya, soal ketidakpuasan kaum utopis terhadap ketidaksempurnaan, saya
sendiri (silahkan baca di blog yang lebih lama vakum ini karena kesibukan kerja
kuli demi negara) sejak awal beranggapan bahwa kita terlahir tidak sempurna
dan buat mengerti ketidak sempurnaan itu ialah kesempurnaan tersendiri.
Jadi saya beranggapan apapun keputusan
pemimpin yang walaupun berniat baik akan mendapatkan kritik dari mereka yang selalu merasa pemimpin harus bisa memuaskan segala pihak.
**
Kemudian muncul pertanyaan , yang
saya maksudkan itu Tuhan yang jadi pemimpin dalam bentuk atau konsep, jika
sedikit saja mencoba mengerti,membaca maka dalam cuitan-cuitan saya ,maka yang
saya hadirkan Tuhan menurut apa yang disampaikanNya melalui kalamNya bermakna
itu sebagai konsep pemahaman saya atas kehadiran Tuhan,bukan dalam sebuah
bentuk yang oleh kaum sufi dan filsafat islam yakini Allah berbentuk tapi bukan
seperti ciptaanNya.
Saya mencoba membaca alur cuitan
yang menanggapi cuitan saya , akan membalas “nah kalau konsep memang tetap
harus dikiritik, karena itu hanya tangkapan kita terhadap Tuhan, dan itu jelas
tidak sempurna”, memang benar demikian adanya.Namun seperti saya utarakan di
awal tulisan ini saya tidak melarang kritik hanya kritik yang over dosis seakan
pemerintahan (pada masa apapun itu) tidak punya kebaikan.
Jangan terlalu caci nanti jadi
benci, jangan terlalu puja puji, nanti jadi penjilat
Selamat liburan, maaf jika ini
bukan penjelasan ilmiah, sekali lagi saya tidak melarang kritikan tapi mengajak
menjadi orang yang memandang positif sesama saudaranya. Jika seorang membangun
rumah kemudian ada yang retak satu bata, sampaikan padanya namun juga lihatlah
keberhasilan bangunan rumahnya, jangan hanya melihat yang retak terus setiap
hari tapi lupa melihat hasil rumahnya, dan sebagai bagian dari orang-orang yang
bekerja buat pemerintahan (di masa dua presiden SBY dan JKW) saya berusaha
yakin pemerintahan semaksimal mungkin mengurangi kemiskinan.
Kelak jika jadi orang sukses
ingatlah bayar pajak anda,pajak itu bukan penindasan tapi untuk mengurangi
kemiskinan dan meningkatkan pembangunan.
Salam pengabdi
Komentar
Posting Komentar