Terlalu Banyak Duka Hari Ini.
Pagi ini salah satu grup WA ku penuh ucapan bela
sungkawa, ayah seorang kawan berpulang, sebuah kehilangan berat pagi Yosephine Rangan . Saya tidak bisa menggambarkan duka secara sempurna namun saya
lalu membayangkan gadis mungil teman kuliah di Prodip STAN itu menangis, senyum
ceria yang hilang, suaminya yang memeluknya, dan dikelilingi keluarga yang
terisak. Sebuah pedih tak bisa digambarkan secara sempurna, takkan bisa.
***
Menjelang siang sebuah grup WA lagi penuh ucapan duka,
seorang anak dari kawan waktu mencicipi bangku kuliah di FH-UH meninggal.
Sebuah duka lagi.
Akbar Junadi, seorang kawan yang saya kenal akrab lebih
dari satu dekade berbalut duka yang perih , adakah yang lebih sakit dari menguburkan
anak sendiri? Anak lelaki yang diharapkan jadi penerus kebanggaan? Sebuah duka
tak bisa digambarkan sempurna.
![]() |
Akbar Junaid dan Hafidz |
Seperti lelaki pada umumnya dia pintar menyembunyikan duka, saya masih ingat di awal tahun 2000 saat ayahnya meninggal, kami ke
rumahnya dan dia menyambut dengan senyum yang lelah. Dia tak mengabari kami
tentang dukanya, dia hanya tiba-tiba tak masuk kampus hari itu tidak seperti
biasanya.
Sebuah duka tak mengenal waktu
***
Sore menjelang malam, beberapa grup WA teman-teman satu
instansi penuh ucapan bela sungkawa dan caci maki, seorang juru sita pajak dan
seorang pegawai honorer dibunuh saat melakukan tugas Negara.
Saya tidak mengenal pegawai tersebut secara pribadi,
namun ucapan belasungkawa yang sebesar-besarnya saya ucapkan. Saya bisa
membayangkan anak muda itu datang ke wajib pajak dengan kepercayaan diri
membawa Surat Tagihan Pajak bernilai 14,7 M, yang merupakan hasil pemeriksaan karena Wajib Pajak
selama ini tidak melaporkan usahanya secara jujur dan benar. Entah mungkin ada
masalah komunikasi, atau Wajib Pajak yang lagi sensi dan dengan penuh emosi
menjadi pembunuh pada hari itu.
Saya tak tahu pimpinan pada kemana, mengucap belasungkawa menyebar semangat motivasi jelas tak ampuh lagi, kawan-kawan di lapangan
ingin dukungan penuh mulai dari kekuatan data hingga perlindungan dan keamanan
saat melaksanakan tugas. Kejadian ini harusnya menjadi pelajaran bagi kita
seperti status kamerad topiq
“Semoga
setelah ini, semua paham bahwa hidup manusia terlalu berharga untuk ditukar
dengan kata-kata bijak, slogan-slogan gagah, sederet angka, atau apapun. Apapun.”
***
Siang di depan istana ibu-ibu dari rembang mengaspal
kakinya ada duka karena masa depan dan kehidupan tenang yang terganggu. Saya
tak bisa menggambarkannya tak tahu runut masalahnya. Namun adakah yang bisa
menggambarkan duka secara sempurna?
Komentar
Posting Komentar