Sisi Lain KPP Pratama Watampone
Good
Afternoon fellas....
Thank
God it's Thursday, weekend is approaching soon
As
we all know that Thursday is the time for 808 English Club. And this evening's
meeting is going to be special because we'll have guests from overseas coming. So, don't miss it, mark
your schedule and make sure you attend's todays meeting at:
Place
: Meeting Room (2nd floor) / Ruang Rapat Lt 2
Time
: 5 p.m - 6 p.m (sharp!)
Guest
: Exchange students from Belgium, Italy, and Thailand
Topic
: Cultural Exchange : Belgium (Belgia), Italy, and Thailand
See
you all there....
Pesan
ajakan berbahasa inggris itu akan selalu muncul di kamis menjelang sore lewat
sarana pesan winpop di PC kantorku,
pengirimnya siapa lagi kalau bukan si “Madun” Dani Prakoso.
***
Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Watampone terletak di kabupaten Bone, sekitar 179
km dari kota Makassar, atau 4-5 jam perjalanan darat, dengan suguhan
pemandangan tebing, dan jurang yang indah namun juga membuat kita takut jika
melewatinya di malam hari. Jangankan penghuni pulau jawa kayak si “Madun”,
pegawai yang dari kota Makassar pun mungkin akan agak terpukul bila penempatan
di kota ini, tapi sudahilah sedu-sedan itu.
Menjadi
bosan di daerah seperti Watampone adalah hal yang mudah, maka perlu cara
kreatif buat bertahan. Para pegawai di kantor ini pernah memasuki era mazhab
menjadi keren dan sehat dengan bersepeda, lalu sekarang memasuki era mazhab sebagaimana
kehidupan normal manusia lainnya yakni ngopi sambil COC-an, tapi Madun bukan salah satu bagian yang memilih jalur itu,
untuk mengalahkan rasa bosannya maka dia memilih mendirikan mazhab baru bernama
808 English Club. Untuk memperkuat mazhabnya maka dia menggandeng seniornya
yang setahu saya memang sudah keracunan cas
cis cus English sejak zaman pertama kali kami penempatan, Asriana. Berdua
mereka mengajak junior-junior yang baru penempatan dan masih taraf OJT. Tidak perlu butuh waktu lama mazhab
ini sudah memiliki 13-15 orang pengikut.
Sore
ini adalah pertemuan ke-8 dan seperti di pesannya akan hadir tamu dari luar.
English Club 808 sendiri menargetkan sebulan sekali mereka dapat mengundang
pihak luar untuk menjadi pengisi kegiatan, pada minggu lainnya mereka mengisi
dengan diskusi atau permainan yang tentu saja semuanya menggunakan bahasa inggris
(ya iyalah nama juga English club).
Akhir
januari kemarin mereka mengundang Mr. David dan Mrs.Judy dua orang pensiunan
misionaris yang merupakan kordinator misionaris Asia Tenggara berkewarganegaraan Amerika. Sore ini mereka
mengundang tiga orang gadis pertukaran pelajar asal Belgia, Thailand dan Italy, ketiganya mendapatkan beasiswa dari Kementerian Luar Negeri Amerika (US.Deperatment of State). Saya menduga
dengan kata kunci gadis dan bule maka
sore ini pertemuan 808 English Club bakal lebih ramai dari sebelumnya.
***
17.00,
setelah hiruk pikuk suara mesin absensi mengucapkan “terima kasih” beberapa
orang menuju ruang rapat di lantai 2 KPP Pratama Watampone. Para pegawai ini
bukan ingin rapat membahasa strategi penerimaan Negara tapi mau have fun di 808 English Club dan
sebagiannya lagi (oke, ini termasuk saya) mau sekedar cuci mata. Kepala Kantor
KPP Pratama Watampone dan Kepala Bagian Umum mendukung kegiatan ini bahkan ikut
dalam beberapa pertemuan, makanya mereka diizinkan buat menggunakan ruang rapat
sebagai sarana pertemuan tiap minggu.
Acara
dimulai, tamu yang dinanti belum datang, Madun mengambil inisiatif memulai
acara dengan memperkenalkan secara garis besar Negara asal tempat tamu hari
ini. 17.20 tamu yang dinanti datang bersama keluarga mereka selama di Bone,
sayang yang dari Thailand tak hadir, sebagai penggemar gadis Asia saya jelas
kecewa, pertanyaan saya tentang begaimana membedakan gadis dan gadis KW di sana
mesti saya lipat kembali.
(suasana diskusi 808 English Club, Madun jadi moderatornya, dua cewek bule berada didepan ditemani cewek lokal Asriana, yang Nampak jelas wajahnya Maudy dari Belgia) |
Maudy
Michel, gadis usia 21 tahun dari Belgia memulai perkenalan dirinya, karena
mereka ingin Maudy mengenal bahasa Indonesia, maka English club akhirnya
mencampur bahasa Indonesia dan Inggris, saya yang bahasa inggrisnya hanya tahu ah yes ah no, oh my god¸jelas oke oke
saja. Maudy seperti gadis Eropa pada umumnya tinggi, putih namun masih lebih
cantik istri saya (jaga-jaga istri saya baca nih tulisan) . Dia lumayan
fasih bahasa Indonesia, katanya dia kagum dengan pemandangan selama perjalanan
ke Bone (nah Indonesia memang indahkan?).
(nah kali ini yang Nampak jelas wajahnya Valentina dari italia) |
Valentina,
gadis usia 18 tahun yang mengaku interisti ini berasal dari Italy. Nampak jelas
dia lagi homesick pada tanah
kelahirannya, dia masih kurang fasih berbahasa Indonesia namun bisa nyanyi
lagunya Isyana.
18.30
acara berakhir, Kepala Subbagian Umum
dan Kepatuhan Internal, I Made Rai Arnawa, dengan memberikan cindera
mata dari kawan-kawan 808 English Club. Sayang hingga acara berakhir tak ada
gadis yang ingin mencurahkan rindu pada kampung halamannya, karena saya yakin
banyak jomblo sudah siap dengan pundak sebagai tempat bersandar.
(Pak Rai memberikan souvenir ke Maudy) |
***
Idealisme
adalah kemewahan terakhir yang dimiliki kaum muda, kira-kira seperti itulah
yang pernah dituliskan bapak Republik ini,Tan Malaka. Generasi muda yang
mengabdi begitu jauh dari rumah , jauh dari orang-orang tercinta demi mengabdi
di pelosok negeri adalah orang-orang yang berjuang dalam idealisme terakhirnya.
Menjadi
bosan lalu menyerah adalah hal yang mudah. Para pejuang di pelosok negeri mesti
menjadi manusia-manusia kreatif yang bisa bertahan dalam idealismenya. Bangsa
ini mestinya berterima kasih kepada kalian, karena tak mengkhianati janji untuk
siap ditempatkan dimana saja.
(Anggota 808 English Club bersama Maudy dan Valentina)
tulisan ini dapat juga dibaca di birokreasi
|
Komentar
Posting Komentar