Dunia Tubby di Kebun Raya Enrekang
“perbanyak
jalan-jalan kak” itu mention kamerad topiq kepada saya ketika saya mulai ngeluh soal sunyi di kota ini, maka
jalan-jalanlah saya. Tulisan pertama saya tentang Enrekang ialah tentang
keindahan menikmati senja dan gunung nona (bisa dibaca disini disini), nah ditulisan kedua tentang
melewati hidup di kota sunyi ini ialah liburan ke kebur raya bogor
enrekang.
Kebun
Raya Enrekang terletak di desa Batu Milea, kecamatan Maiwa, kabupaten Enrekang.
Jaraknya sekitar 220 km dari makassar atau lima jam perjalanan, dari kota
Enrekang sendiri jaraknya sekitar 30 km. Kebun raya ini baru dimulai
pekerjaannya pada tahun 2007.
pintu masuk kebun raya enrekang |
prasasti penanaman pertama di kebun raya Enrekang |
Saat
saya berkunjung kebun raya inipun masih dalam proses pengerjaan, ada beberapa
bagian yang lagi dipugar dan diperbaiki, penambahan nama pada tiap-tiap lokasi
taman pun baru dikerjakan, ada satu taman yang menarik namanya taman wangi,
susunan taman itu mengingatkan saya akan taman-taman pada dunia telletubbies, iya telletubbies yang itu
yang selalu berpelukan. Makanya saat melihat taman itu langsung kepikiran cari
gandengan, sayang istri di Makassar dan saya belum berani memproklamirkan
adanya istri tandingan.
taman wangi,kebun raya Enrekang |
Biaya
masuk ke kebun raya ini pun cukup murah hanya Rp.5.000,-, bahkan pada hari saya
berkunjung tak ada penjaga sehingga saya masuk dengan percuma (maafkan saya
tuhan). Kebun raya ini memiliki luas sekita 300 ha, dan layaknya suasana kebun
pada umumnya maka kaki-kaki anda akan tergoda untuk turun dan berjalan
menyusuri jalanan kebun. Jalanan kebun raya Enrekang ini terdapat susunan
batu-batu yang cocok buat mereka yang kena rematik, sayang di sekitar tempat
ini belum ada penginapan sehingga untuk jongging atau berjalan pagi di tempat
ini adalah hal yang masih sulit.
Jika
anda sepasang anak manusia yang lagi kasmaran maka saya anjurkan jangan
ketempat ini jika hanya berduaan, terlalu banyak sudut-sudut yang bisa mengundang
datangnya godaan setan, kata nenek itu berbahaya. J
Saya
lalu menyempatkan diri menikmati gemericik air sungai yang mengalir dan
berbaring pada sebuah tempat istirahat yang ada di sana, dan sangat kecewalah
saya karena di usianya yang masih muda, kebun raya ini ternyata tak dihargai
oleh para pengunjungnya nampak jelas bekas pembungkus makanan dan kaleng
minuman berhamburan di atas rumput.
sampah!! |
Mungkin
hal ini merupakan kesalahan pengelola karena tidak tiap tempat peristirahatan
terdapat tempat sampah, namun jika pengunjung ingin menghargai lingkungan ,
maka berjalan sedikit akan ditemukan tempat sampah dari tempat tersebut.
Disamping itu seperti halnya beberapa orang Indonesia ketika berkunjung di
suatu tempat maka tidak afdhol rasanya jika tak ada jejak yang ditinggalkan,
begitu pada beberapa bagian kebun raya ini nampak jelas coretan-coretan tidak
jelas di beberapa sudut salah satunya seperti gambar di bawah ini, entah si
pengunjung mau memuji lokasi ini tapi okkots1,
atau memang nama si pengunjung adalah Kereng.
kereng?? |
Over
all, berkunjung ke kebun raya ini adalah salah satu obat menikmati sunyi bahkan
merupakan obat mujarab bagi anda yang merindukan ketenangan taman di kota-kota
besar.
Jadi
berkunjunglah ke sini, setidaknya untuk menikmati romantisme sepi dan menambah
PAD kabupaten Enrekang.
Catatan
1. Okkots,
cara berbicara (atau menulis) beberapa orang sulawesi selatan yang menambahkan
huruf G pada setiap akhiran N, biasany terjadi karena ketidak sengajaan,
contoh: makan ikang
Tulisan ini juga dimuat di birokreasi
Komentar
Posting Komentar