Otonomi Pajak :Sebuah Jika Nanti
Otonomi Pajak, harga mati buat
penerimaan negara.
Benarlah demikian adanya jika kita
melihat dari postur APBN kita, namun jika kita melihat sistem yang berjalan
maka mari mencerna ulang apa itu yang baik buat negeri kita ini.
Saat pertama modernisasi Direktorat
Jenderal Pajak, Sri Mulyani sudah mengeluh tentang kurangnya auditor pajak,
beberapa isu beredar bahwa menarik beberapa fungsional Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) kedalam tubuh DJP, namun itu hanya sekedar isu
yang kemudian menjadi hilang begitu saja.
Masa berganti, target penerimaan pajak
hanya menjadi target dan sekedar mimpi, ditengah jalan bahkan sering direvisi
dan itupun tetap tidak tercapai, lalu masalahnya dimana. Dirjen Pajak Fuad
Rahmany mengeluh soal kekurangan pegawai, tentu ini alasan yang bisa pula
dibenarkan jika melihat perbandingan jumlah wajib pajak dan petugas pajak di
negara-negara maju, dan keluhan Dirjen Pajak ini kayaknya akan menjadi angin
lalu karena Menteri Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi
sudah memberi kode keras bahwa takkan ada penerimaan PNS dalam lima tahun
pertama pemerintahan kabinet kerja, yang ada pengaturan kembali penempatan
pos-pos pegawai, lalu bagaimana cara DJP menghadapi ini dan bagaimana pula
nasib tuntutan otonomi pajak.
Struktur Organisasi DJP dapatlah
dibilang kurang optimal, hanya sekitar 30 % pegawai yang memiliki kewenangan
menagih dan mengoptimalkan pajak, 70% nya bergulat pada pelayanan, administrasi
dan rumah tangga. Bukankah ini suatu hal yang sangat kurang optimal.
Maka solusi Menteri Keuangan yang baru
tentang dirjen pajak tetap dibawah kementerian keuangan adalah hal yang sangat
masuk akal, yang diperlukan adalah mengoptimalkan senjata yang kita punya dan
meminta tambahan amunisi baru, amunisi ini dapat berupa Keputusan Presiden
tentang wewenang DJP yang diperluas termasuk wewenang penyesuaian data LHKPN
dan SPT tahunan, hal ini menjadi penting karena masyarakat kita jelas akan
menjadikan para pemimpin (pejabat) negara sebagai contoh. Jika ini terjadi maka
para pejabat di daerah-daerah mesti melaporkan usaha-usaha mereka serta
saham-saham mereka secara jujur, hal ini akan berdampak positif pada sistem
penagihan pajak yang juga akan semakin tajam ke atas. Tentunya pada akhirnya
untuk mendapat hasil yang lebih optimal maka DJP memiliki akses kepada tiap
rekening bank dan transaksi keuangan, hal ini hanya dapat terwujud dengan
perubahan undang-undang pepajakan dan juga undang-undang perbankan.
Adapun jika kemudian dalam undang-undang
membentuk Badan Penerimaan Negara atau nama lain yang seirama dengan itu, maka
sebaiknya badan ini bukanlah copy paste dari DJP sendiri, tapi merupakan peleburan
dari semua bagian yang punya andil dalam penerimaan negara. Badan ini nantinya
mesti mengambil para auditor dari Pajak, BPKP dan lembaga lain melalui proses
seleksi, juga mengambil pegawai dari jajaran kementerian atau instansi lain
tanpa mengangkat PNS-PNS baru yang akan membebani APBN. Sedangkan DJP sendiri
tetap berada dibawah Kementerian Keuangan dan melaksanakan tanggung jawab
administrasi, penyuluhan dan pelayanan kepada masyarakat tentang pajak, fungsi
lain selain itu yang berhubungan dengan tindakan penerimaan negara secara
langsung (penagihan, ekstensifikasi dan Pemeriksa Pajak) lebur kedalam Badan
Penerimaan Negara. Lalu bagaimana sinerginya? Saya pikir hal ini memerlukan
sebuah sistem yang kuat dimana DJP menjadi supplier
data kepatuhan wajib pajak, dan Badan Penerimaan Negara juga menjadi supplier data bagi DJP dalam
melaksanakan fungsi pelayanan dan penyuluhannya.
Sekali lagi saya berharap Badan
Penerimaan Negara kelak bukan hanya sebuah mimpi, namun Badan ini juga bukanlah
sebuah copy paste dari sistem yang lama, karena saya mengkhawatirkan cara copy
paste seperti ini hanya akan menjadi bagi jatah kekuasaan semata tanpa hasil
maksimal buat negara.
Lalu apakah jika nantinya ini terwujud
tidak akan menimbulkan kecemburuan sesama pegawai pajak? Bagi pegawai kecil
dibawah, yang penting ada keadilan dan penilaian yang profesional terhadap
kinerja mereka, dan tentunya homebase!
Komentar
Posting Komentar