Kepada (Calon) Presiden Tanah Air Beta
Salam, Apa kabarnya bapak presiden? Saat menulis surat ini saya lagi singgah di ibukota negara, surat ini saya tulis dari atas ketinggian lantai 27 sebuah gedung pencakar langit yang angkuh. Kota ini gila pak presiden semua orang berpacu dengan waktu, macet telah menjadi bagian dari ibadah orang-orang di sini. Semoga di tengah hiruk pikuk ini, bapak bisa berpikir jernih menyelesaikan masalah bangsa. Bapak presiden yang saya hormati. Saya adalah seorang buruh pemerintah yang berkerja jauh dari hiruk pikuk kota, di tempat kerja saya tak ada gedung setinggi ini, dari jendela kos saya masih akan nampak barisan pegunungan tempat dulu Kahar Muzakkar mengangkat senjata karena dikecewakan pemerintah pusat. Saya tidak berharap semua kota semaju jakarta, saya hanya berharap kehadiran bapak dapat dirasakan oleh semua lapisan rakyat indonesia, tidakkah bapak merasa beberapa tahun terakhir bangsa ini berjalan secara auto pilot, Presiden yang dulu terlalu sibuk menata citra di depan kam...