Surat Valentine yang Terlambat
Selamat malam, masihkah aku harus cemburu pada selimut
yang membalut tubuhmu?
Bila kau ingin membayangkan bagaimana aku memulai
surat ini, sekarang aku lagi mengetiknya di depan laptop yang layarnya sering
tiba-tiba menjadi gelap, ditemani secangkir kopi dan lagu kenangan terindahnya,Samsons.
Orang bilang saat seperti ini ialah saat yang tepat
buat berdoa,katanya malaikat turun ke bumi menjemput doa-doa, bukankah ini
artinya meragukan apakah Tuhan bisa mendengar semua doa kita?, jika Tuhan maha
mendengar kenapa mesti butuh malaikat menjemput doa-doa kita?, begitu pula
halnya jika Tuhan maha mengetahui, kenapa pula Dia yang maha segala itu
memerlukan malaikat buat mencatat amal baik dan buruk?. Sudahlah kau pun tahu
pemikiranku tidak akan sanggup membahasnya, bukankah kau pernah bilang “aku
heran pada kamu, begitu banyak buku yang kau baca, begitu semakin banyak
pertanyaan yang tak kau bisa jawab, dasar aneh!”
Aku yakin kamu telah terlelap sekarang, pada sebuah
ruang yang berjarak dua jam perjalanan udara dan sejam perjalanan darat dari
tempatku menulis catatan ini. Kekasih masihkah kamu akan berkata “semalam aku
tidur sambil memeluk boneka teddy bear
dan membayangkan terlelap dalam peluk hangat tubuhmu”. Jarak adalah permainan
pikiran dan waktu, pada akhirnya kita akan menyatu, kira-kira begitu ucapku
saat melepasmu di bandara lima tahun yang lalu.
Maukah kau mendengar cerita tentang kota yang pernah
kita lalui bersama ini. Mari melakukannya sambil membayangkan kita lagi
mengobrol di tengah malam pada sebuah warung kopi, dengan sebungkus rokok, dua
gelas kopi dan angin malam yang menggoda.
Kota ini semakin menggila saja,seperti katamu kota ini
semakin mirip Jakarta dengan kegilaanya, tak ada tempat yang ramah buat para
pejalan kaki. Taman kota hanya impian romantis warganya, gedung-gedung dan mall
dibangun tanpa memperhatikan lahan parkir dan drainase, banjir adalah sesuatu
yang kian akrab buat kota ini. Kota dunia katanya, kota dunia yang nyaris
tenggelam seperti Atlantis.
Masih ingatkah kau patung adipura yang sering kita
lalui bersama, di pertigaannya kini ada kemacetan yang bisa membuatmu gila. Aku
tak bisa menikmati macet ini lagi sejak tak ada kau sebagai teman ber-petepete¹ ria.
Ingatkah kamu jika terjebak macet begini, aku biasanya akan bercerita apa saja
untuk menghabiskan waktu, seingatku terakhir kita bersama di tengah kemacetan
aku bercerita tentang pemberontakan Ra Kuti, dan bagaimana Gajah Mada serta
pasukan Bhayangkara menyelamatkan Jayanegara. Kamu hanya berkomentar lebih seru
mendengar cerita soal “to manurung”² , Sawerigading dalam kisah Lagaligo.
Andai kita bersama melewati jalan itu lagi aku akan menceritakan ulang
kisah Lagaligo, dan sepertinya akan tamat dalam satu atau dua perjalanan saja,
karena seperti tulisan pada billboard
rokok dan kata ryan d’masiv, “macet (ini) membunuhku”.
Kekasih, aku tak bisa menikmati kemacetan lagi tanpa
kau. Dulu kemacetan ini tak pernah begitu menjemukan karena ada senyum dan genggaman
tanganmu yang menemani. Sekarang? Senyummu itu telah terganti oleh
gambar-gambar orang yang memperkenalkan dirinya sebagai calon wakil rakyat, aku
jadi kasihan pada mereka, manusia-manusia yang memerlukan eksistensi.
Pamanmu juga mamasang fotonya di situ, maukah kau
menyampaikan padanya kalau ada pohon-pohon yang kesakitan dan menahan malu
karena keindahan mereka tertutup wajah jelek yang mengklaim sebagai penyelamat
masa depan bangsa. Aku percaya kamu akan menyampaikannya dengan semangat
nantinya, aku tahu kamu begitu membencinya karena pernah mendengar bagaimana
dia pernah jalan sama Rani teman angkatan kita di kampus.
Mesjid sudah mulai membangunkan ayam dan umat muslim
yang masih lelap dalam mimpi-mimpi tentang khilafah, mau mendirikan khilafah
katanya, tapi mendirikan shalat di mesjid saja ogah-ogahan.
Kuputar lagi kenangan terindahnya Samsons, ternyata
benar kata mereka LDR³ itu
hanya putus yang tertunda.
Selamat hari yang tak pernah kita rayakan bersama,
selamat hari valentine.
Catatan:
¹petepete : istilah angkutan kota untuk wilayah
sulawesi selatan
²to manurung : orang yang turun (dari langit)
³LDR : Long Distance Relationship
Komentar
Posting Komentar