Titip Doa dan Kontroversinya
Tahun
baru 2014, timeline twitter saya dibanjiri kontroversi mengenai sedekah doa,
yang dilaksanakan oleh saudara Ahmad Gozali yang merupakan bagian dari program
sedekah harian, Penulis sebagai seorang muslim, jelas menganggap sedekah adalah
perbuatan yang amat mulia, demikian pula halnya dengan berdoa, tapi bagaimana
dalam kasus ini.
sumber :sedekah harian.com |
Pada
hari yang sama, program ini langsung ditutup, sebuah langkah yang menurut saya
amat bijak dan menghindari kontroversi yang lebih jauh. Semoga hal ini tidak
terjadi di kemudian hari. Penulis sendiri merasa program sedekah doa adalah
bagian dari menjual agama.
Agama
di Indonesia seakan bukan lagi barang suci, beberapa udztas tiba-tiba muncul
menjadi selebriti nyata maupun di dunia maya, dengan segala kontrovesinya, dan
celakanya ada yang ujung-ujungnya jualan buku dan lain sebagainya. Hal ini
bukanlah sesuatu yang salah, namun menurut penulis sesuatu yang agak kurang
bijak, mencederai nilai-nilai agama yang mengatakan seseorang itu dilihat dari
ketakwaannya dan ketakwaan itu secara sederhana hanya dapat dinilai dari niat,
sesuatu yang hanya Tuhan dan pribadi diri sendiri yang tahu.
Sedekah
harian mengklaim bahwa uang sedekah itu akan tetap disalurkan bukan hanya
dibayar dan tergantikan dengan doa, melainkan doa yang dilakukan kepada para
pesedekah merupakan bagian dari bonus sedekah , berhubung saudara Ahmad Gozali
lagi ada di Tanah Suci maka itu saya baca dilakukan atas niat yang tulus
sebagai rasa terima kasih terhadap para pesedekah tadi. Penulis beranggapan
Ahmad Ghazali memang berada di Jeddah dalam perjalanan menuju Tanah Suci, walau
kemudian di twitter berada lokasi dia yang menyatakan sebaliknya, semoga yang
salah ini program Global Positioning Systemnya.
Penulis
kemudian merasa perlu untuk mengkaji hal ini, sejauh yang penulis bisa dan
membaginya sebagai bahan diskusi dan kajian. Sedekah Doa memungut minimal
Rp.100.000,- untuk orang yang ingin
didoakan hal ini menurut penulis dapat memiliki implikasi yang kurang baik.
Sedekah menurut penulis sebaiknya dilakukan dengan sukarela, tanpa mengharap
apapun sebagai balasan walaupun itu hanya sekedar doa. Berharap sedekah kita
dibalas oleh doa, bisa jadi mengakibatkan niat sedekah kita menjadi tidak murni
lagi karena berharap balasan berupa doa. Bukankah sesuatu itu dimulai dari
niat, barang siapa menjadikan Allah dan Rasulnya sebagai niat berbuat baik, maka
mereka akan mendapatkan, begitu pula dengan yang niatnya mendapatkan doa, maka
mereka akan mendapatkan, dan sebagai seorang muslim, bukankah sebaiknya niat
itu karena Allah dan Rasulnya?.
Pada
gambar poster Sedekah Doa, tim sedekah harian mengutip Ibnu Taimiyyah, seorang
ulama yang memiliki begitu banyak kontroversi. Menurut Ibnu Taimiyyah dari
beberapa tulisan yang saya baca merupakan manusia pertama yang melarang
tawassul, bagi Ibnu Taimiyyah berdoa hanya boleh langsung kepada Allah tidak
boleh melalui perantara makhluk baik yang masih hidup maupun sudah tiada. Jadi
sekiranya Ibnu Taimiyyah menjelaskan keutamaan berdoa di tiga mesjid, hal ini
bukan berarti doa di tiga mesjid tersebut bisa diwakili, melainkan cambuk
supaya ummat muslim berupaya hingga bisa berdoa di tiga mesjid tersebut
(melaksanakan rukun Islam kelima, Ibadah Haji).
Penulis
percaya bahwa sedekah adalah bagian dari
kewajiban sebagai seorang muslim. Agus Salim seorang diplomat ulung, ahli agama
dan negarawan yang pernah dimiliki bangsa ini, pernah berujar bahwa Rasulullah
saww telah mengajarkan sosialisme jauh sebelum Karl Marx, dan sedekah dalam pandangan
saya merupakan sebuah cara sosialisme, sedekah mengajarkan berbagi.
Rasulullah
saww dari beberapa tulisan yang saya baca kurang lebih pernah berkata, bahwa
tidaklah pantas bila seorang muslim tidur dalam kekenyangan sementara
tetangganya masih kelaparan. Tetangga menurut ilmu fiqih yang juga pernah saya
pelajari yakni empat puluh rumah di depan , di belakang, di samping kiri , di
samping kanan dari rumah kita.Jadi bersedekahlah, tak perlulah jauh-jauh hingga
ke dunia bersedekah melalui akun-akun dunia maya, kelilinglah di lingkungan
kita dan cari apakah masih ada yang bisa dibantu, jika iya? maka dahulukan
mereka.
Salam
@priyantarno
Komentar
Posting Komentar