Anak Lorong jadi Walikota Makassar
18
September 2013, pagi hari, setidaknya ada 10 (sepuluh) pasang manusia
harap-harap cemas menunggu siang, menantikan hasil pertarungan perebutan kursi
nomor satu di Kota Makassar. Beberapa kandidat memulai hari dengan sungkem kepada
orang tua dan adapula yang memilih waktu mencoblos,berharap itu menjadi jam
baik bagi mereka. Pasangan Nomor Urut 09, Irman Yasin Limpo- Busrah memilih
mencoblos pada jam 09.09, sedangkan nomor urut 10 Apiaty- Zulkifli Gani
mencoblos jam 10.00 (sumber Tribun-timur).
Malam
sebelumnya, penulis yakin, sudah banyak kandidat yang sadar diri bahwa akan
sulit untuk memenangkan pilwalkot, apalagi harga suara yang mahal di kota
Makassar, sumber yang saya tanya hanya mau mengubah pilihannya jika diberi uang
200 rb.
Jam
Satu Siang waktu Makassar, TPS ditutup, para saksi dan tim sukses mulai sibuk
mengkalkulasi suara, para ahli survey juga mulai secara bertahap mengeluarkan
hasil surveynya, jam dua siang nampak pasangan nomor urut delapan sudah semakin
ada pada posisi yang aman, diatas angka 30%, Hasil ini membuat pilwalkot yang
bulan lalu banyak kalangan yang memperkirakan akan berlangsung dua putaran,
disebabkan karena banyaknya calon, tidak terbukti. Anak Lorong (sebutan untuk
Danny Pamanto, Calon Walikota no.urut 8), membalikkan prediksi ini.
Anak
Lorong yang jadi tukang arsitek, itu akhirnya kini menjadi walikota Makassar,
belum satu jam, nada-nada cibiran di media sosial mulai berhamburan, dari
kalimat “selamat pak Ilham arif sirajuddin jadi walikota untuk ketiga kalinya”
hingga “selamat tinggal pantai losari” lalu ada juga “tidak ada lagi pantai,
yang dibangun nanti hanya gedung-gedung”.
Sebagai
warga Makassar, penulis rasa cibiran itu ada benarnya, bukankah memang Ilham Arif Sirajuddin, walikota
makassar saat ini dalam setiap kegiatannya jelas-jelas mendukung Danny
Pamanto?, dan adalah fakta bahwa Danny Pamanto seorang arsitek, yang secara
logika akan lebih menyukai pembangunan gedung.
Mari
duduk sejenak, lupakan cibiran itu, warga Makassar sudah memilih, beri
kesempatan pada pemenang buat bekerja. Bukankan Walikota Surabaya Tri
Rismaharini, yang dijuluki super wali itu adalah “orang”nya mantan walikota
surabaya dua periode yakni Bambang Dwi Hartono, bahkan Bambang Dwi Hartono rela
menjadi Wakil Walikota untuk mendukung si super wali Rismaharini pada tahun
2010. Bukankan Ridwan Kamil, walikota Bandung adalah seorang arsitek yang cinta
lingkungan?
Beri
DIA¹ anak lorongnya Makassar, kesempatan. Makassar tidak bisa dibenahi satu,
dua atau hanya dalam waktu tiga tahun, namun jika tahun pertama sudah
menunjukkan keingkaran janjinya, tugas rakyat mengingatkannya.
Penulis
sendiri, pilih siapa kemarin? Saya memilih warna putih.
Makassar,
20 September 2013
Catatan : ¹DIA akronim Danny Pamanto-Daeng
Ichal
Komentar
Posting Komentar